Rabu, 31 Desember 2008

What The Teenagers Do In USA

mungkin inilah sisi kehidupan dari amerika yang ingin kalian ketahui. mumpung aku lagi liburan dan sekarang sedang tidak mengerjakan apa-apa. oke, sebelumnya apa yang ada di benak kalian atau tebakan kalian tentang bagaimana teenagers USA have fun? kalau aku boleh nebak pikiran kalian (maaf kalau nggak cocok) mereka itu doyan ke mall, club, hura-hura (does anybody can give me definition about hura-hura?), ngerumpi, makan dsb. pasti pandangan kita mengenai kehidupan mereka sedikit banyak kita berkiblat pada apa yang teenagers kerjakan di kota-kota besar seperti Jakarta or Surabaya. secara orang "kota" selalu mengatakan dirinya berkiblat pada modernisasi alias produk asing. nah, amerika kan "mbahnya" segalanya (kata mereka sih). pasti kehidupan mereka jauh lebih waaahhhhhhhh........ is it right? let's check it out :)

weekdays alias hari senin-jumat mereka pergi ke sekolah. sebelumnya aku mau jelasin dulu kalau apa yang aku tulis berdasar ines' point of view. sekolah disini jadwal masuk dan pulangnya bervariasi. tergantung school district atau sekolah masing-masing. kebetulan di sekolahku, Fort Zumwalt West (FZW) sekolah mulai pukul 07.40 am dan selesai pukul 02.15 pm. nah bagi yang aktif atau bergabung di club-club sport, dance, cheerleading hampir setiap hari setelah jam sekolah usai mereka latihan. ibaratnya sekolah tidak pernah sepi. selain itu setelah jam sekolah juga ada "tutor". mungkin bagi teman-temanku di SMAN 2 Nganjuk yang diajar kimia oleh bu Sulistyowati tahu apa itu kegiatan tutoring. tutor adalah semacam pelajaran tambahan bagi mereka yang merasa kesulitan dalam pelajaran. hanya saja tutornya bukan guru, tapi teman sendiri. bedanya tutor disini lebih terorganisasi. bukan hanya guru sekedar tunjuk murid saja (kesannya dipaksakan). mereka yang merasa lebih menonjol dalam materi pelajaran bisa meregistrasikan dirinya untuk sebagai tutor. dan mereka yang butuh tutor itu bisa memilih mereka ingin belajar bersama dengan siapa. serta juga ada jadwalnya. umumnya kegiatan tutor ini dilakukan di perpustakaan. kesadaran mereka cukup tinggi dan tidak ada kesan gengsi. kalau mereka memang merasa kurang mampu dalam kelas, mereka tidak ada segan untuk sign up tutor. memang untuk menjadi lebih baik tidak perlu ada rasa malu untuk belajar.

selain itu juga ada yang mengerjakan pe-er mereka di sekolah. ada juga yang sekedar ngobrol dan kumpul-kumpul bareng temannya selepas sekolah. beberapa temanku juga tetap giat berolahraga sehabis jam sekolah. entah itu cuma lari-lari keliling lintasan. karena sekarang sudah cukup dingin, maka kegiatan lari-lari menjadi di dalam sekolah tidak dilapangan lagi.

nah itulah yang mereka lakukan selama weekdays. umumnya disini mereka semua ada curfew. curfew adalah jam malam kapan mereka harus sudah ada di rumah. umumnya lagi nih ya, saat weekdays jam 9 malam mereka harus sampai di rumah dan saat weekend mereka bisa longgar sampai tengah malam.

juga ada perkumpulan yang dinamakan Youth Group. itu seperti kelompok pengajian-lah kalau di Indonesia tetapi anggotanya para remaja. aku juga sesekali ikut Youth Club itu. Youth Club yang diikuti oleh host sister-ku (Paige) adalah setiap selasa malam pukul 7pm-9pm di rumah salah seorang temannya, Karley. aktivitasnya, membaca bible (injil, kitab suci kristiani) dan kemudian membahas makna yang terkandung di dalamnya juga ada diskusi-diskusi. mereka tahu kalau aku bukan seorang christian. tapi disini respeknya sangat tinggi. mereka menghargai kepercayaan masing-masing. aku malah yang sering terkejut saat mendengar temanku berkata "i'm agnostic" yang berarti dia percaya bahwa tuhan itu ada tapi tidak memeluk agama apa pun. tambah terkejut lagi saat mengetahui beberapa orang lainnya mengaku atheis, yang berarti tidak percaya akan adanya tuhan. memang di amerika sini, bebas. dalam artian kita bebas memeluk agama bahkan tidak beragama pun tidak dilarang. para orang tua juga tidak terlalu menekankan pemahaman agama kepada anak-anaknya. bebas, terserah semau mereka. entah mereka mau pergi ke gereja atau tidak (bagi yang christian) itu pilihan mereka sendiri. kembali lagi ke masalah Youth Club (YC). setiap pertemuan ada Paul (pendeta, pastor) yang membimbing arah diskusi mereka. aku lumayan sering bicara dengan Paul. teringat saat pertama kali ikutan, semua anak mengisi lembar kertas dan aku juga ikutan. disitu ada pertanyaan apa itu christian. dengan polos dan jujur aku mengisi apa adanya. "i just know that christian believe in bible and jesus and i don't know more coz ain't christian". mereka hanya tertawa saja mengetahui aku menjawab demikian. teringat juga saat percakapanku dengan Paul diawal. dia bertanya bagaimana pendapatku mengenai Youth Group itu. ya aku menjawab jujur kegiatan itu bagus. kemudian dia bertanya lagi apa ajaran agama yang aku peluk, islam (dia tahu aku seorang muslim dan juga tahu nama kitab suci umat islam, Quran, tapi mereka menyebutnya Koran. aku berpikir wah koran di indonesia artinya newspaper pak, pikirku sambil tersenyum sendiri). aku menjawab dengan senyum. pada dasarnya ajaran yang disampaikan sama. kebetulan saat itu baru saja membahas tentang orang tua, maka dengan sambil tersenyum lagi (padahal saat pembahasan itu, aku duduk di pojok dan tertidur sssttttt...) aku juga menceritakan bahwa islam juga mengajarkan demikian. aku kemudian bicara lebih jauh. islam juga percaya akan adanya Abraham (Ibrahim), Noah (Nuh), David (Daud), Salomon (Sulaiman), Yesus (Isa) dan kemudian aku menyampaikan conclusion ku bahwa basic nya tiap agama itu mengajarkan hal yang sama, hanya saja caranya yang berbeda. tampaknya Paul cukup puas dengan jawaban yang ku berikan. pernah juga suatu ketika aku duduk di dekat fireplace ada tumpukan bible. aku cukup tertarik karena baru tahu kalau bible itu bermacam-macam. ada bible untuk remaja, wanita dan yang membuatku tertawa adalah saat melihat bible temanku yang bertuliskan "bible untuk orang yang kurang pandai" kemudian Paul mendekatiku dan menawarkan apa aku tertarik dengan bible karena dia punya banyak dan aku boleh memilih mana yang aku suka. dilema, jika kita berkata ya menurut diskusi yang aku daptkan saat orientasi di Jakarta, berarti kita benar-benar berminat untuk mempelajari agama tersebut. denagn tersenyum lagi aku berkata, maaf tapi terima kasih. bahasa bible terlalu tinggi untuk dimengerti sementara bahasa inggrisku pas-pasan (dalam hati aku bersyukur bahasa inggrisku tidak terlalu baik seehingga aku bisa menolak tanpa mesti berbohong). begitulah, kita harus pintar membawa sikap dan menjawab semua pertanyaan yang ada. seperti halnya saat mereka tanya masalah jilbab kenapa aku memakainya. yah aku menjawab singkat saja karena aku muslim dan jilbab adalah sebagai perlambang bahwa aku seorang muslim. muncul pertanyaan lagi apa semua muslim seperti itu? aku menjawab tidak dan kemudia mengembalikan pertanyaan itu ke mereka. apa semua christian memakai kalung salib? kenapa sebagian memakainya dan sebagian tidak memakainya? mereka mulai berpikir dan mendapatkan jawabannya. itulah yang sering ku lakukan, menjawab pertanyaan mereka dengan pertanyaan juga agar mereka berpikir dan mudah memahaminya.

dan saat weekend tiba mereka sangat suka sekali kumpul-kumpul bareng temannya. umumnya sih, ngumpulnya di rumah salah satu temannya. kalau mereka lagi ngumpul kegiatannya main games atau nonton dvd bareng. masalah ke mall, mereka memang suka tapi juga nggak terlalu sering. mereka benar-benar pergi ke mall kalau mereka benar-benar butuh shopping. jarang sekali yang cuma untuk jalan ke mall dan nongkrong di mall. tempat yang sering mereka kunjungi adalah starbucks. starbucks juga ada di indonesia, tapi hanya di kota besar saja.

Sabtu, 27 Desember 2008

CHRISTMAS BUKAN SEKEDAR PERAYAAN AGAMA, TETAPI JUGA TRADISI






Kemeriahan christmas (natal) dalam rangka memperingati kelahiran Yesus atau Isa Almasih sebenarnya telah mulai semarak sehari setelah thanksgiving atau pada saat black friday. Orang-orang sudah mulai berbondong-bondong belanja untuk hadiah natal, menghias rumah dengan pernak-pernik khas natal dsb. Christmas di USA ibarat Idul Fitri di Indonesia. Stasiun radio mulai memutar lagu-lagu Christmas. Bahkan ada salah satu stasiun radio yang sudah memutar lagu-lagu christmas sejak bulan Oktober. Televisi pun juga tak mau ketinggalan. Berbagai macam film special christmas pun diputar. Salah satu hal yang menarik adalah ada stasiun televisi yang memutar film yang sama selama seharian penuh dan itu merupakan film lama yang settingnya 1950-an dan film itu dibuat sekitar tahun 80-an. Puluhan mall menawarkan diskon besar-besaran. Contoh nyatanya, Laptop Sony yang hari biasa dibandrol $750-an dollar, saat menjelang natal kemarin harganya menjadi $500. Gambaran akan perayaan hari kelahiran Yesus itu sendiri tampaknya sesuai yang aku baca dalam buku Rick Warren yang berjudul, The Purpose of Christmas, dimana salah satukalimatnya, "The first purpose of christmas is celebration." Rumah-rumah dihias dengan lampu penjor warna-warni dan christmas tree yang begitu cantiknya. Bahkan, seminggu sebelum christmas (19 Oktober 2008) aku diajak guruku Mrs. Robinson ke state Illinois (maaf nama kotanya aku tidak tahu) untuk melihat Lady of The Snow (LTS). Jadi LTS itu adalah sebuah taman yang luas dimana taman itu berhias lampu-lampu yang dibentuk bermacam-macam dan menggantung pada pohon-pohon. Tidak hanya ada lampu-lampu saja, juga ada puppet show, barang-barang antik dari beberapa negara (sayangnya aku tidak melihat nama Indonesia disana) dan juga ada pameran pohon natal dari berbagai negara. Ari, salah satu temanku exchange student dari Jerman sempat komplain saat melihat pameran pohon natal. Di bawah pohon natal itu jelas tertulis bahwa itu pohon natal Jerman dengan bendera Jerman yang berwarna hitam, merah, dan kuning tergantung pada pohon itu. Tapi lucunya beberapa bendera hanya berwarna merah dan kuning saja. Bukan cukup itu saja, ornament khas Jerman malah tergantung di pohon natal Norway (Norwegia). Aku tahu kalau ornamen itu khas Jerman karena Ari juga memberiku ornamen yang sama. "Nobody in Germany hang the flag at Christmas tree", itu kata yang diucapkan oleh Ari yang membuatku tertawa. Setelah puas menikmati pohon natal, tiba-tiba Jessica berteriak, "Look, Ines, that's Indonesia." Aku kira ada pohon natal versi Indonesia tapi ternyata Jessica menunjuk ke arah miniatur yang menggambarkan kelahiran Jesus. Dan aku melihat ada deretan patung mini beserta nama negaranya. Saat mataku menatap nama Indonesia, aku hanya tertawa terbahak-bahak. Bagaimana tidak, meski aku bukan orang seni tapi dengan mudah aku bisa menentukan itu patung khas Indonesia atau tidak. Patung itu lebih mirip patung milik Mesir karena menyerupai patung Firaun dengan warna biru. AKu hanya tertawa saja melihat itu semua. Mungkinkah Mesir geger karena patung khas miliknya tertulis Indonesia? Seperti halnya Indonesia yang geger karena lagu daerah, tari, makanan, dan batik diklaim Malaysia. Bukan tidak mungkin hal itu terjadi. Kalau di negeri sendiri jelas saja pasti mudah ketahuan. Kalau di luar negeri? Siapa yang bakalan tahu? Nggak akan ada yang tahu kalau misalnya (maaf) batik yang aslinya dari Indonesia diaku oleh Malaysia. Karena apa? Mereka selaku orang asing tidak pernah tahu itu semua. Kita saja yang kalah getol mempromosikan produk Indonesia. Kita baru mulai teriak-teriak itu barang kita kalau sudah diklaim oleh negara lain. Apa kita mau menunggu hingga seluruh kebudayaan Indonesia diaku orang lain? Baru kita teriak-teriak. Dimana usaha kita untuk melindungi itu semua? Kembali ke masalah Lady of The Snow. Disana juga ada tempat untuk menunggang onta (bahkan aku mencobanya) dan juga ada repelika stable yang menggambarkan kelahiran Jesus dalam ukuran besar yang dilengkapi dengan suara-suara orang yang bercakap-cakap juga ada gua buatan di atasnya yang dilengkapi malaikat kecil pada bagian puncak. Mungkin sedikit mirip dengan gua Puh Sarang yang ada di Kediri. Mengutip kembali perkataan Rick Warren dalam bukunya bahwa Christmas is celebration sangatlah tepat. Banyak sekali Christmas Party. Mulai di Club yang aku ikuti (Culture In Action dan Foreign Language), di sekolah (hanya untuk senior saja), bersama AFS, dan di rumah teman. Acaranya bukan seperti yang ada di pikiran pembaca yang pasti membayangkan party ala Amerika mirip dengan ada yang di Movie. Party-nya itu lebih tepatnya untuk lebih mengakrabkan saja dalam momen yang tepat. Acaranya datang, makan, mengobrol, main games, bertukar hadiah. Kebanyakan semua party konsepnya seperti itu. Salah satu hal yang menggelikan saat bertukar hadiah, Veronika temanku dari Ukraine mendapatkan hadiah tidak terduga yaitu tes kehamilan. Kami semua hanya tertawa. Dan itu semua adalah Ulah Antonio dari Italia. Antara Halloween dan Christmas ada persamaan yang mencolok, yaitu sama-sama banyak sekali cookies dan juga candies (kue kering dan coklat). Hampir dipastikan setiap rumah membuat 2 item makanan tersebut. Mereka sangat terkejut saat mengetahui aku blm pernah merayakan natal sebelumnya saat di Indonesia. Memang Christmas di Amerika lebih mengarah ke tradisi. Hampir semua merayakannya. Temanku Robert, dia Jewish (Yahudi) tapi dia juga merayakan Christmas. Baru saat aku menjelaskan kalau christmas di Indonesia hanya dirayakan oleh christian saja, sementara aku islam, mereka baru mengerti. Lucu juga, aku berjilbab tapi ada saja yang tidak tahu kalau aku itu muslim. Saat aku menanyakan kenapa harus menggunakan pohon pine untuk christmas tree, bagaimana jika menggunakan pohon yang lain? Mereka hanya menjawab simpel, karena pada saat winter cuma pohon itu saja yang masih tetap hidup dan menghijau. Christmas ini juga mirip dengan Thanksgiving. Momen keluarga sangat kental di dalamnya. Sehari sebelum Christmas, tanggal 24 desember disebut dengan christmas eve. Mirip dengan suasana menjelang lebaran, selama christmas eve dan christmas banyak restoran cepat saji dan pertokoan yang hanya buka setengah hari kemudian tutup lebih awal karena mereka ingin menghabiskan waktu bersama keluarga. Saat christmas eve dan juga christmas-nya (tanggal 25) biasanya ada makan malam bersama keluarga. Menunya hampir sama dengan Thanksgiving. Kalau tidak ham (paha babi) ya turkey (ayam kalkun). Jika mereka menyediakan ham, pasti mereka menyediakan ayam atau yang lainnya untukku karena aku tidak makan semua yang berasal dari babi. Guruku, Mrs. Robinson mengingatkanku untuk tidak tidur di dekat perapian. "Ines, don't sleep near fire place. Santa won't come to your house", katanya sambil bercanda. Pagi harinya saat christmas (25 desember) adalah hari yang paling ditunggu. Karena itu adalah saatnya untuk membuka semua hadiah yang ada di stocking maupun dibawah christmas tree. Masih menggunakan piyama, aku dan Paige berlomba untuk menuju christmas tree dan membuka semua hadiah. Sekedar informasi saja, hadiah-hadiah itu bukan dari Santa (seperti yang ada di cerita) tetapi dari mom. Dengan mudah aku menemukan hadiah natalku karena di atas kado itu, ada namanya ditujukan oleh siapa. Aku juga dapat hadiah natal dari Paige. Aku juga memberi hadiah natal untuk mom dan Paige, bukan aku yang memberi tepatnya Keluargaku di Indonesia (i love them so much) yang mengririmkannya sebagai hadiah natal untuk mereka. Sekarang aku tahu kenapa Christmas menjadi momen yang sangat dicintai oleh orang Amerika karena banyak orang saling bertukar hadiah, makanan berlimpah, momen keluarga untuk berkumpul dan juga mendapat liburan yang cukup panjang. Bayangkan, aku mulai libur tanggal 22 desember dan masuk sekolah lagi mulai tanggal 5 Januari tahun depan.




Minggu, 21 Desember 2008

Asam Manis Final Exam Sebelum Winter Break. Asyiknya Liburan Hingga Tahun Depan

Salah satu hal yang aku suka dari bersekolah di USA adalah banyaknya hari libur. Minggu lalu adalah minggu akhir dari semester satu. Sebelum winter break (Liburan menyambut musim salju, natal dan tahun baru) ada final exam (ujian akhir semester). Tidak semua sekolah menyelenggarakan final exam. Itu tergantung dari school district masing-masing. Jadi gini, umumnya sekolah di USA itu adalah sekolah distrik. Contohnya, aku bersekolah di Fort Zumwalt West yang merupakan salah satu sekolah dari distrik Fort Zumwalt. Selain West, juga ada North, South, dan East. Berbeda dengan Indonesia jika saat ujian semester memakan waktu hingga satu minggu atau lebih, final exam kemarin cuma 3 hari (17-19 desember 2008). Penyelenggaraan final exam ini dibayang-bayangi oleh snow day. Snow day adalah hari libur sekolah karena cuaca yang tidak mendukung terutama jika salju atau pun hujan es yang memburuk dan dianggap membahayakan. Sekolah di USA umumnya memang lebih mengutamakan keselamatan jiwa.

Masih teringat, saat pertengahan September lalu sekolah sempat diliburkan. Karena saat itu ada seorang lelaki muda berusia sekitar 27 tahun yang baru saja menembak mati seorang anak laki-laki usia 12 di state Illinois. Kemudian menurut kabar pria itu lari ke Missouri dan dia diperkirakan berada di O'Fallon disekitar Mexico road. Mexico road adalah jalan yang terletak di daerah sekolahku. Sehingga daerah situ ditutup sementara dan sekolah diliburkan. Tidak sampai tengah hari akhirnya pemuda itu berhasil ditangkap. Jadi bagaimana kita tahu kalau sekolah diliburkan mendadak karena ada snow day atau insiden lainnya? Masalah peliburan mendadak dari sekolah biasanya diumumkan lewat televisi. Pertama kali aku mendapatkan snow day adalah sening lalu (15 desember 2008). Ada sleet (hujan salju bercampur es) yang cukup membahayakan karena jalan menjadi sangat licin. Dan keesokan harinya, saat waktu pulang sekolah siswa yang mengendarai mobil tidak bisa pulang begitu saja. mereka harus membersihkan mobil mereka dulu dari es yang lapisan melekat erat di kaca-kaca mobil. Mereka membersihkannya dengan tongkat panjang yang di salah satu ujungnya itu adalah sikat dan ujung yang lainnya seperti sekop kecil untuk membersihkan lapisan es yang benar-benar melekat kuat. Saat aku mencobanya, benar-benar lapisan es itu melekat kuat. Mengingatkanku saat membersihkan freezer di rumah (Indonesia), maklum kulkas tua. Aku harus sekuat tenaga untuk mencungkil lapisan es yang ada di freezer untuk membersihkannya. Sangat mirip dengan itu semua tetapi jumlah es nya tentu lebih banyak dan jauh lebih dingin.


Kembali ke masalah final exam. Jauh-jauh hari sebelumnya para guru telah memberikan final review, mencakup materi selama satu semester. Dan juga memberikan tugas yang lumayan banyak yang harus diserahkan sebelum final exam. Pembagian jadwal pada final exam untuk hari pertama adalah final exam untuk mata pelajaran jam pertama dan kelima, hari kedua untuk jam kedua dan ketiga, hari terakhir jam keempat dan keenam. Saat hari pertama jadwalku adalah english I dan anatomy. Dengan durasi waktu sekitar 85 menit setiap kelasnya, ujian untuk mata pelajaran bahasa inggris disini sanagt jauh berbeda dengan di Indonesia. Karena semester ini di english I kita lebih banyak belajar tentang cerita fiksi, novel, book talk, materi yang diujikan juga seperti itu. Hanya ada 11 soal dan semuanya adalah essai. Aku beri sedikit gambaran mengenai salah satu soalnya. Di salah satu nomor, kita diminta untuk menjelaskan apa pengertian protagonis dan kita diminta untuk memberikan contoh protagonis di salah satu cerita yang telah kita baca selama semester ini. Tidak terlalu sulit sebenarnya, masalahnya adalah aku sering lupa dengan judul cerita yang telah aku baca. Kita juga diminta untuk membuat descriptive text dengan topik yang sudah disediakan. Kalau di anatomy, lain lagi ceritanya. Pelajaran yang cukup sulit. Anatomy saja sudah cukup sulit apalagi ditambah dengan menggunakan bahasa inggris. Terdiri dari 100 nomor pilihan ganda dan 2 nomor untuk essai semuanya harus selesai dalam waktu 85 menit. Pertanyaan untuk essainya juga bukan pertanyaan biasa karena setiap pertanyaan essai bernilai 30 point. Salah satu contoh adalah kita diminta untuk menjelaskan bagaimana tingkat konsentrasi larutan garam yang akan dimasukkan lewat pembuluh darah, dan kita diminta untuk memberikan 2 kemungkinan jika kita memberikan dosis yang salah serta bagaimana agar larutan itu dapat diserap oleh tubuh ddengan baik. Pertanyaan yang complicated. Pertanyaan essai lainnya aku jawab dengan menggunakan bahasa Indonesia, hopeless tidak bisa mikir lagi bagaimana harus menjawabnya dalam bahasa Inggris. kemungkinannya adalah, aku gagal di final anatomy.
Hari kedua bisa dikatakan santai karena kelas newspaper dan senior facs (family consumer and service). Dua mata pelajaran tersebut merupakan mata pelajaran yang tidak umum ada di Indonesia. tentu saja pasti bertanya-tanya seperti apa ya final examnya? Di kelas newspaper saat final kita malah mengadakan party. Karena untuk finalnya kita hanya diminta membuat artikel yang lebih pribadi tentang seseorang dan mencari hal mana yang kira-kira menarik untuk publik. Dan itu sudah diberikan sebelum final, jadi saat final kita hanya tinggal mengumpulkan artikel saja. Dan aku membahas tentang masalah divorce yang sangat marak di USA. Seharusnya aku membawa lumpia saat party kemarin. Tetapi berhubung aku tidak mendapatkan kulit lumpia, sehingga aku tidak membawa lumpia. Di senior facs hanya menjawab soal dari pilihan ganda yang berhubungan dengan menjahit dan makanan. Seminggu sebelumnya hal yang membuatku geli adalah bagaimana cara kita membersihkan dapur juga jadi pertimbangan penilaian, meliputi pembersihan kabinet, kompor, microwave, dan alat-alat dapur lainnya.
hari terakhir adalah pelajaran pre calculus dan U.S. history. Tidak cukup susah karena jumlah soal di pre calculus hanya berkisar 25 nomor. Aku berhasil mengerjakannya dalam waktu 40 menit. Sementara di U.S. History ada 100 nomor pilihan ganda dan aku bisa mengerjakannya dengan baik. Terbukti final ku kemarin aku mendapatkan 89% , B+, hampir memperoleh A. Hanya di Anatomy nilai terburukku. Satu hal yang positif disini dari para guru adalah mereka mau memompa muridnya agar murid mereka dapat nilai bagus. Dengan cara memberikan review tiap hari, pendekatan intensif, selalu ada di sekolah sebelum sekolah dimulai dan satu jam setelah bel pulang sekolah. Hanya untuk membantu agar siswanya lebih paham dan mendapatkan nilai bagus jika mereka ingin konsultasi atau sekedar menanyakan pe-er. Bagi para guru di Indonesia, semoga hal di atas bisa menjadi inspirasi dan bisa diambil sisi baiknya. Kalau masalah contekan? Tidak ada. Tidak satu pun aku menemukan hal itu. Bisa atau tidak bisa mereka mengerjakan semuanya sendiri. Benar-benar salut. Itulah yang terkadang sering kali kita lupakan. Kita berlomba untuk mendapatkan nilai bagus tapi dengan cara yang salah. Apa kita tidak malu dengan itu semua? Masih belum terlambat untuk berubah menjadi lebih baik. Dan aku akan kembali lagi ke sekolah tahun depan tanggal 5 Januari 2009. Liburan yang cukup panjang. Selamat ujian kalau sekolah kalian saat ini sedang menempuh ujian semester.
Party Saat Final Exam di Newspaper Production

Sabtu, 13 Desember 2008

Hari Raya Idul Adha yang Gagal

Hanya ada satu kata, menyesal, karena telah melewatkan momen spesial yang tidak akan terulang lagi. 8 Desember lalu merupakan hari raya umat Islam, yaitu Idul Adha. Bukan berarti aku lupa akan hari raya Idul Adha. Bahkan sehari sebelumnya (7 Desember 2008) aku menjalankan puasa Arafah. Ada sesuatu hal yang cukup menggelikan yang akan ku ceritakan di sini. Hari Senin pagi, aku sudah bersiap untuk berangkat ke masjid. Hari Jum'at, satu minggu sebelumnya (5 Desember 2008) aku sudah "pamit" kepada guru dan juga minta tugas ekstra karena pada hari Senin aku akan bolos sekolah untuk melaksanakan sholat ied. Oleh karena itu, hari Jum'at (5 Desember 2008) aku berada di sekolah sampai malam untuk mengerjakan artikel ku untuk newspaper yang dikejar dateline. Sekitar pukul 8.15 am, aku berangkat dari rumah menuju ke Masjid Daar-al-Islam, masjid yang sama dimana dulu aku melaksanakan sholat ied saat idul fitri dengan diantar mom dan Paige (host sister) yang kebetulan sambil sekalian jalan Paige harus kontrol ke dokter masalah tyroid-nya. Ada perasaan sedikit tidak enak berkecamuk di hati, tapi aku menepisnya dan mengatakan mungkin itu efek dari aku kurang tidur. Sekitar 40 menit kemudian hampir sampai di tempat tujuan. Yang membuatku sedikit heran adalah kenapa perempatan yang baru saja ku lewati tampak cukup lengang? Aku masih ingat saat Idul Fitri lalu perempatan itu cukup ramai. Muncul kekhawatiran dalam benak ku. Yang terpikirkan waktu itu adalah apa aku datang terlambat? Sehingga mungkin sholat ied-nya sudah dimulai. Aku sempat menengok Gereja Katolik yang letaknya sebelum masjid dan ternyata Gereja itu cukup ramai oleh orang. Ada semacam perayaan juga rupanya. Saat mobil yang ku tumpangi meluncur mendekati masjid, sambil meraih tas yang aku letakkan di bawah jok, aku hanya bisa terlongok kaget dengan mulut terbuka saat aku melihat pelataran masjid yang lengang dan sepi. Saat mobil berputar dan masuk ke pelataran masjid, barulah jelas terbaca apa yang ada di papan pengumuman yang menjelaskan bahwa sholat idul adha dilaksanakan di convention center di St. Charles pukul 9.15 am (Sebenarnya St. Charles relatf lebih dekat dengan O Fallon, sekitar 20 menit). Aku hanya bisa melongo, tidak bisa menutupi kekecewaan ku. Mau bagaimana lagi. Aku telah melewatkan momen besar itu. Mau ke St. Charles juga sudah nggak mungkin, waktunya mepet ditambah lagi Paige ada janji dengan dokter jam 9.30 pm. Yang membuatku benar-benar menyesal adalah semua itu karena kesalahpahaman. Karena sebelumnya aku mengontak pak Landung untuk mengetahui dengan pasti kapan dan dimana diselenggarakannya sholat ied. beliau kemudian mengirimkan balasan bahwa sholat ied akan dilaksanakan di convention center seperti tahun-tahun sebelumnya. Sementara beliau sendiri akan melaksanakan sholat ied di masjid Bilal di down town yang diselenggarakan pukul 8 am karena beliau sudah harus ke kantor pukul 10 am. Nah, bulan desember memang bulan sibuk terutama mom yang seorang hair dresser harus berulang kali mengatur jadwal. Malam hari sebelum hari senin, aku menceritakan isi email dari Pak Landung ke mom dan mengatakan bahwa sholatnya di convention center. Tapi mom bilang, dia tidak tahu tempat itu dimana. Makanya dia bilang tidak apa- apa mengantar ku sampai ke St. Louis, meski itu relatif lebih jauh. Nah setelah mom membaca pengumuman di masjid itu, baru akhirnya dia bertanya kenapa kok ibadahnya di hall convention center? karena setahu mom (karena mom christian) kalau mereka ibadah ya di Gereja karena setahu mom di daerah Convention Center itu tidak ada masjid. Baru aku menjelaskan kalau sholat ied itu terkadang masjidnya tidak muat untuk menampung semua jemaah, makanya terkadang dilakukan di tempat yang lebih luas, barulah mom mengerti dan mengatakan kepadaku bahwa dia tahu sebenarnya letak Convention Center, tapi mom mengiranya ada masjid di daerah convention center makanya dia bilang tidak tahu. Olala. jadilah hari raya idul fitri kemarin aku menghabiskan waktu dengan mengantar paige ke dokter, kemudian lunch di St. Louis Bread Co. Mereka mencoba menghiburku dengan mengatakan aku tidak perlu sedih karena telah melewatkan hari raya idul fitri karena sebentar lagi christmas dan aku bisa merayakan christmas bareng mereka. aku hanya tersenyum mendengarnya. Meski aku tidak mengikuti sholat ied itu, bukan berarti aku tidak mencari tahu apakah tradisi Idul Adha di Amerika sama dengan di Indonesia? bagaimana dengan hewan kurban? Menurut penuturan Pak Landung via telepon, idul adha di amerika jauh lebih meriah dibanding idul fitri. sangat jauh terbalik dengan di indonesia karena di sini (amerika) muslimnya kebannyakan dari timur tengah. hewan kurban pastinya ada, tapi itu tidak disembelih di daerah sini (sekitar St. Louis) tetapi di daerah lain. Dan itu juga dibagikan kepada masyarakat Amerika yang membutuhkan (catatan: tidak semua masyarakat Amerika itu kaya). Tetapi Pak Landung tidak tahu dengan pasti bagaimana proses pembagian daging kurban itu. Lebih jauh lagi beliau menceritakan bahwa bagi orang indonesia yang berkurban biasanya kurbannya dikirimkan ke Indonesia. Jadi dalam bentuk uang itu dikirim ke Indonesia kemudian dibelikan hewan kurban di Indonesia. Ada suatu organisasi orang indonesia muslim yang tinggal di Amerika, IMSA (Indonesian Muslim Society in America). Nah organisasi itu yang mengumpulkan uang kurban dan kemudian mengirimkannya ke Indonesia. Kemudian di Indonesia, mereka mempercayakan itu semua ke PKPU (Pos keadilan Peduli Umat).

Senin, 08 Desember 2008

Happy Sweet 18 INES





Tepat tanggal 3 Desember kemarin, aku genap 18 tahun. usia keramat atau usia spesial bagi orang Amerika. seperti halnya kalau di Indonesia, usia 17 adalah hal yang "wah". jadi dalam hidupku aku mengalami 2x pergantian usia fantastis. yaitu 17 tahun saat di indonesia dan 18 tahun saat di amerika. saat aku menanyakan kenapa usia 18 menjadi usia spesial di amerika, mereka menjawab karena di usia itu mereka mendapatkan hak vote. selain itu juga mereka dianggap lebih dewasa dan bisa pergi ke porn shop. ngomong-ngomong tentang porn shop, beberapa temanku yang usianya sudah 18 sempat menawarkan aku untuk pergi kesana. tapi ketika mom tahu tentang itu dia bilang, "no porn shop. i won't let you go there". yah jadi nggak bisa ke sana. padahal sebenarnya penasaran. isinya kira-kira apa. karena di Indonesia kan tidak ada yang namanya porn shop secara terang-terangan. kalau ada, bakal digerebek. salah satu hal yang cukup membuatku terkejut pada pagi harinya adalah saat jam pertama beberapa temanku datang sambil membawa beberpa balon besar. ya, itu seperti tradisi bagi remaja amerika barang siapa yang ulang tahun pada hari itu dan dia mendapat balon dari temannya, maka sepanjang hari dia harus membawa balon itu di sekolah. saat lunch, dari kelas ke kelas juga harus terus dibawa. tentu saja semua orang jadi tahu kalau itu adalah hari ulang tahun kita. entah berapa puluh orang yang mengucapkan selamat ulang tahun pada ku dan tragisnya aku nggak tahu mereka itu siapa. yang paling mengharukan lagi di kelas english I dimana semua classmates ku adalah freshman, menyanyikan lagu happy birthday dengan amat sangat semangat. kemudian di kelas senior facs juga mereka menyanyikan happy birthday buatku. belum cukup sampai di situ, saat lunch juga teman satu meja ku menyanyikan happy birthday juga sampai teriak dan gedor meja. benar-benar pengalaman tak terlupakan.

Sabtu, 29 November 2008

Thanksgiving, momen keluarga di USA untuk berkumpul

Kalau di Indonesia saat lebaran adalah waktu yang tepat untuk berkumpul dengan keluarga. Di Amerika pun ada kegiatan sejenis dimana seluruh keluarga berkumpul. Thanksgiving namanya. Thanksgiving diperingati setiap hari kamis akhir di bulan November. Dilihat dari nama Thanksgiving, mungkin kita sedikit bisa menyimpulkan apa sebenarnya Thanksgiving itu. Thanks, berarti terima kasih dan giving artinya memberi. Jadi sebenarnya asal mula thanksgiving itu merupakan suatu acara untuk mengucapkan terima kasih. Pada awal mula sejarah Thanksgiving itu sendiri, sekitar tahun 1621. Pendatang dari luar Amerika mengadakan jamuan makan untuk indian (native Amerika) yang telah mengajarkan para pendatang itu bercocok tanam sehingga mereka bisa bertahan hidup. Tanpa adanya bantuan dari Indian itu sendiri, mustahil rasanya mereka bisa bercocok tanam dan menghasilkan panen yang cukup bagus. Tetapi sekarang tradisi Thanksgiving telah beralih makna. Thanksgiving di Amerika menjadi saat yang tepat untuk keluarga berkumpul. Thanksgiving ini juga dikenal dengan nama Turkey Day, karena turkey (kalkun, ayam kalkun) menjadi sajian yang istimewa di Thanksgiving ini. Alasan mengapa kenapa Turkey paling banyak digunakan adalah ukuran turkey lebih besar daripada ayam ataupun unggas lainnya. Sehingga bisa dinikmati oleh banyak orang. Nuansa Thanksgiving juga semarak di sekolah. Senin (24 November 2008) di sekolah diadakan games khusus senior (12 grade). Yaitu Turkey Bowling. Itu adalah bowling tapi bolanya menggunakan turkey beku yang dibungkus dengan lakban (selotip karet besar). Aku mencobanya dan ternyata itu tidak mudah. Turkeynya lumayan berat, waktu aku melempar bola turkey itu, bahkan tidak menyentuh pin. Turkeynya jauh tergeletak di depan pin. Memang diperlukan tenaga kuat untuk melempar turkey itu tepat mengenai pin. Lumayan menghibur juga, karena setelah melempar turkey, kena atau tidak kena pin kita mendapat soda gratis. Thanksgiving ini juga merupakan hari libur nasional. Terhitung sejak hari Rabu sampai Jumat (26-28 November), ditambah dengan weekend (sabtu-minggu), jadi ditotal ada 5 hari libur pada Thanksgiving ini. Malam puncak acara dinner Thanksgiving ini pada hari Kamis (27 November 2008) dan kemudian pada hari Jum'atnya dinamakan Black Friday karena pada saat itu orang sudah mulai belanja untuk keperluan Natal dan semua toko menawarkan diskon besar-besaran. Dinamakan Black Friday karena pada saat itu dipastikan kurva angka penjualan semua toko akan merangkak naik dan mendapatkan untung (black) dan bila kurva turun berarti merugi (merah). Inilah sedikit ku ceritakan perjalanan ku saat Thanksgiving.
Thanksgiving kemarin, aku bersama Paige (host sister) merayakan dengan keluarga besar ayahnya. Tradisi di tiap keluarga berbeda. Kali ini menurut tradisi keluarga Paige, pada pagi harinya pukul 10 kami pergi ke Gereja St. Michael & St. George di St. Louis. Gereja itu adalah Gereja tua. Usianya sudah lebih dari 700 tahun dan arsitekturnya benar-benar indah. Menyaksikan semua prosesi di Gereja dari awal sampai akhir adalah pengalaman baru bagiku. Walaupun aku sering ikut Paige ke gereja, tapi prosesi di Gereja St. Michael & St. George benar-benar tradisional. Setelah dari gereja, kami juga berziarah ke pemakaman kakek Paige di National Cemetery. Mirip-mirip dengan ziarah kubur yang ada di Indonesia sebelum bulan puasa. Kakek Paige adalah tentara saat World War II (Perang Dunia II), sehingga beliau dimakamkan di National Cemetery (Taman Makam Pahlawan, kalau di Indonesia). Beliau meninggal dunia tahun lalu. National Cemetery ini sangat rapi. Terdiri dari banyak komplek yang tiap komplek ternyata mencerminkan rentang tahun berapa mereka meninggal. Dan lewat pemakaman inilah dapat terlihat sungai Mississipi (sungai terpanjang nomor 2 di USA, sungai no 1 terpanjang adalah sungai Missouri), dan tampak pula seberang sungai Mississipi adalah state Illinois. Kalau di Indonesia ada acara tabur bunga, disini juga ada. Serupa tapi tak sama. Ada sebagaian yang membawa buket bunga kecil dan lainnya ada yang berupa untaian bunga yang dililitkan di salib kayu. Selain itu juga ada beberapa orang yang meletakkan batu kecil di atas nisan sebagai penghormatan kepada yang sudah meninggal dan juga sebagai pertanda kalau makam itu sudah pernah dikunjungi (itu menurut tradisi jewish atau orang yahudi). Setelah acara nyekar tadi perjalanan dilanjutkan ke rumah adik ayah Paige, Caron namanya karena acara dinner thanksgiving akan dimulai pukul 3.30 p.m. Cukup banyak keluarga yang datang. Ditambah cuaca yang cukup bagus, tidak terlalu dingin. Tentu saja hidangan utamanya adalah turkey. Dan hidangan khas lain yang tidak ketinggalan adalah Pie. Sepertinya itu menjadi hidangan wajib saat Thanksgiving. Rata-rata mereka yang datang juga turut membawa makanan, jadi benar-benar banyak makanan berlimpah saat Thanksgiving. Lebih dari 10 macam main dishes (makanan utama)tersedia. Berbagai macam cookies, es krim dan juga cup cakes dibentuk cantik menjadi turkey. Tetapi lagi-lagi harus tetap waspada terhadap makanannya. Karena setelah ku lihat ada beberapa makanan yang ada babi di dalamnya, ada juga yang mengandung marsmellow. Jadi amannya sih, aku mengambil makanan yang memang sudah aku tahu pasti sebelumnya. Tepat seperti dugaanku sebelumnya. Acara Thanksgiving ini selain makan-makan juga bincang-bincang antar keluarga. Karena keasyikan ngobrol dan makan itulah, aku hampir lupa mengambil foto. Benar-benar merasakan hangatnya sebuah keluarga. Sebuah tradisi yang sangat menarik. Dimana kebersamaan keluarga tercipta dan semua orang merayakannya, tanpa perlu memandang itu tradisi agama apa. Dan mungkin jika kita pernah men-judge bahwa orang Amerika egois, mereka individualis, tampaknya kita harus mulai memikirkan kembali itu semua. Karena rasa kepedulian mereka ke sesama cukup tinggi. Tanggal 20 November kemarin, ada kegiatan semacam volunteer di gereja St. Charles di Manchester. Yaitu menyiapkan makanan untuk mereka yang kurang mampu. Mirip pembagian sembako gratis. Banyak sekali orang yang datang membantu. Bahkan diantara mereka ada yang sampai mengambil cuti kerja hanya untuk berpartisipasi dalam acara tersebut. Kalau isi sembako gratis di Indonesi berupa beras, gula, minyak dll, lain dengan Amerika Serikat. Sementara acara kemarin itu isi dari bingkisannya banyak berupa makanan kaleng seperti sup, ada mi instant juga (mereka lebih mengenalnya dengan nama ramen nooodle atau dry soup)ikan, daging olahan, pasta, buah kalengan, kacang, dan sayur kalengan. Semuanya ditata rapi dan dimasukkan ke dalam kardus. Anak-anak, tua, muda, pria, wanita semuanya bekerja sama. Di sekolah juga diadakan 12 days giving. Jadi selama 12 hari itu kita bisa memberikan barang-barang kepada orang atau instansi terkait yang lebih membutuhkan. Dan tiap hari dengan tema berbeda. Misalnya hari senin, untuk buku mewarnai bagi anak-anak, selasa makanan kaleng dsb. Itulah indahnya Thanksgiving, indahnya berkumpul bersama keluarga dan indahnya berbagi dengan sesama. Adakah hal positif yang bisa kita ambil dari itu semua?



Turkey bowling. Ternyata memang tidak mudah. Tapi lumayan sudah mencoba. Apalagi setelah itu dapat soda gratis.


Di Salah satu sudut gereja St. Michael & St. George
National Cemetery atau Taman Makam Pahlawan (kalau di Indonesia)
Dinner Thanksgiving

Bertemu dengan Orang Nganjuk

Tinggal di luar negeri dimana jauh dari orang tua, teman dan saudara, hal yang melegakan sekaligus membahagiakan adalah bertemu dengan orang sebangsa. Aku cukup terkejut juga sebenarnya saat mengetahui cukup banyak orang Indonesia yang ada di daerah Missouri. Aku mengetahui itu semua saat menghadiri acara halal bi halal pada bulan oktober lalu. Dan yang lebih membahagiakan lagi, aku bertemu dengan orang asli Nganjuk juga yang telah bermukim di USA selama 8 tahun. Dan pada tanggal 1 November kemarin, aku berkesempatan untuk berkunjung ke apartemen beliau yang terletak di Ballwin, sekitar 30 menit lah dari O Fallon dan kebetulan saat itu giliran pengajian diadakan di tempat Pak Landung. Untuk tetap keep in touch sesama orang Indonesia, mereka membuat semacam pengajian yang diadakan setiap 2 minggu sekali. Yang menjadi tuan rumah bergiliran. Nah kebetulan pada tanggal tersebut tuan rumah pengajiannya adalah Pak Landung. Selain mengadakan pengajian, untuk tetap keep in touch mereka juga membuat milis. Jadi jika ada suatu event misalnya, seperti pengajian itu sendiri undangannya disebar lewat milis. Karena pada hari tersebut mom kerja dan Paige (host sister) kerja juga, pak Landung menjemputku di rumah. Beliau dulu pernah tinggal di O Fallon selama 4 tahun. Baru saja pindah ke Ballwin bulan Agustus lalu. Cukup mengejutkan karena bulan Agustus lalu, tepatnya tangal 14 aku baru saja sampai di O Fallon. Dan yang lebih mengejutkan lagi, beliau dulu tinggal tidak jauh dari rumah hostfam aku sekarang. Hanya sekitar 1 mile. Beliau juga sempat menunjukkan kepadaku tempat dimana dulu beliau tinggal, Wingheaven namanya. Selain itu juga beliau menunjukkan tempat dimana beliau kerja dulu, di master card. Master card itu perusahaan yang membawahi seluruh credit card yang ada di dunia. Tetapi sekarang pak Landung sudah tidak bekerja lagi di sana. Beliau sekarang kerja di Pfizer, salah satu perusahaan farmasi terbesar di dunia. Di Indonesia, salah satu produk dari Pfizer adalah obat batuk Benadril yang cukup familiar di masayarakat Indonesia.
Pria berposturr tinggi besar ini menceritakan bagaimana awal mulanya dia bisa menginjakkan kakinya di Amerika Serikat ini. Alumnus ITB (Institut Teknologi Bandung) ini mendapatkan beasiswa master di salah satu universitas di Iowa. Dan kemudian akhirnya bekerja dan tinggal di USA. Bicara lebih jauh mengenai pak Landung. Beliau benar-benar asli Nganjuk. Menghabiskan masa SMP di SMP Warujayeng yang sekarang dikenal dengan nama SMP I Tanjunganom. Tetapi menginjak SMA, beliau pindah ke Sidoarjo dan meneruskan SMA di SMA I Sidoarjo. Salah satu hal yang membuatku bangga adalah, mungkin persamaan diantara kami yang sama-sama dari Nganjuk dan berasal dari “pedalaman” alias asli anak desa. Jadi, disini aku bisa menyimpulkan kalau nggak ada yang nggak mungkin. Justru kita harus bangkit dan giat ditengah segala keterbatasan yang kita miliki. Bapak dua putra dari Kusuma Ikra Wahana (2,5 tahun) dan Baskara Alam Wahana (8 bulan) ini mengaku baru pulang sekali ke Nganjuk, yaitu di tahun 2005. Tetapi orang tua dari Istri Beliau, Roro Uchihara yang asli dari Kuningan sudah dua kali datang ke USA. Yaitu pada tahun 2006 saat Kusuma lahir dan pada tahun 2008 saat Baskara lahir. Dan beliau juga merencanakan untuk pulang ke Nganjuk tahun depan. Tapi itu juga belum pasti. Mengingat kondisi Amerika Serikat sekarang yang tengah terjadi krisis. Tapi yang pasti beliau ingin membawa dan memperkenalkan anaknya dengan keluarga di Nganjuk.
Kembali ke masalah pengajian. Hari itu yang datang ke acara pengajian tidak banyak. Hanya ada 4 keluarga ditambah dengan keluarga Pak Landung. Pak Landung menjelaskan kepadaku kalau acara pengajian seperti ini biasanya tidak sebanyak orang yang hadir saat acara halal bi halal kemarin. Mereka yang datang rata-rat sudah ku kenal. Ada keluarga bu Rita dan Pak Arif yang mengajaku ke rumahnya sehabis sholat ied, keluarga mbak Farah yang bersuamikan orang Amerika yang rumahnya dulu untuk kumpul-kumpul acara halal bi halal, ada juga pak Iwan yang sedang menyelesaikan studi S2 nya disini. Beliau direksi PLN yang tahun depan kuliahnya akan selesai dan akan kembali ke Indonesia. Kemudian yang terakhir adalah Pak Nur yang pertama kali menceritakan ke aku tentang Pak Landung. Oh ya, acaranya hampir sama dengan pengajian di Indonesia. Diawali dengan membaca Qur’an, pemberian tausiah, sholat maghrib berjamaah dan kemudian dilanjutkan acara makan. Acara makan ini yang membuatku semangat, jujur sih bisa ketemu masakan Indonesia lagi soalnya. Karena yang hadir tidak terlalu banyak, makanan masih bersisa cukup banyak. Jadi, bisa ngebungkus makanan. Wah kesempatan pikirku. Untuk mengenalkan masakan Indonesia di rumah. Maklum, aku nggak bisa masak. Nggak pede kalau harus menyuguhkan hasil masakanku buat mereka. Konsultasi ke bu Roro juga sih mengenai bagaimana caranya masak dan masakan apa yang kira-kira disukai oleh orang Amerika. Mau tidak mau nanti aku juga harus memperkenalkan masakan Indonesia. Kalau mau sedikit ribet sih, beliau menyarankan untuk membuat Lumpia. Resepnya sih bisa aku baca di web masakan yang ditulis sendiri oleh Bu Roro, www.keseharian.com. Beliau meyakinkan aku kalau resep yang ada di situ nggak susah, karena pada awalnya beliau juga nggak bisa masak. Aku jadi berani nyoba. Hari jumat kemarin (14 Oktober 2008) ada party kecil di kelas English ku. Kita diperbolehkan membawa makanan dan minuman yang kita suka di kelas untuk perpisahan dengan student teacher (mahasiswa yang sedang praktek mengajar). Aku membuat lumpia berdasarkan resep yang ada ditulis bu Roro. Hasilnya fantastis. Kalau menurut pribadi aku sendiri, rasanya lumayan. Apalagi ternyata mereka menyukainya. Mrs. Barban guru ku di English I dan Ms. Mitth (student teacher) bahkan meminta resepnya. Sementara temanku Michelle, minta diajari cara membuatnya. Senang rasanya, akhirnya aku bisa masak. Kabar aku membuat Lumpia, ternyata cepat menyebar. Librarian di sekolah Mrs. Benwell, meminta aku membuatkan untuknya kelak. Wah benar-benar kebanjiran order. Mungkin aku bisa membuka bisnis Lumpia disini.

Bersama Pak Landung beserta anak dan istrinya
Dengan para anggota pengajian St. Louis.
p.s. jadi kembali terngiang perkataan bogel (ups maaf, maksud ku bapak bowo)
beliau sebelum aku berangkat kan dengan bangganya memamerkan saudaranya (ternyata misanan) yang kerja di Amerika. "Nes, aku yo nduwe dulur ning kono (Amerika). Kerjone ning microsoft (mungkin maksudnya TI kali ya, karena pak Landung itu kerjanya masalah komputer). Wonge ning New York kono lho. Ngko Goleki ya, salam soko Bowo".
Dasar bogel, ups maaf lagi maksudku pak Bowo. nah waktu itu aku cuma sambil nyengir aja dalam hati sambil ngomong "emang kamu kira Amerika tuh kecil apa. lagian belum tentu kan klo memang saudaramu itu di New york dan aku juga di New York juga. well tapi ternyata.......nggak nyangka beneran ketemu saudaranya disini. it's a small world after alll, isn't?
jadi teman-teman, meskipun si bogel (waduw maaf lagi maksdku pak Bowo) orangnya kayak gitu, tapi doanya manjur juga tuh. makanya hati-hati dengan namanya bogel.........
tambahan buat Pak Bowo kalau sedang membaca tulisan ini, pls jangan marah yaaaahhhhh. aku menceritakan dirimu ke saudaramu yang disini dari sisi baik saja kok. Lagian biar adil pak. Dirimu kan dulu suka menjelek-jelekkan Pak De kesayangan ku dan juga Bapak tercintaku (baik di kelas dan di depan guru lainnya). Wah beken nih pak Bowo sekarang, namanya nes pampang di blog nes. Jangan marah ya pak.....peace.........takutnya nanti diriku balik ke Indonesia dan pak Bowo jadi guruku Fisika lagi dan aku dikerjain dengan soal-soal mu yang susahnya minta ampun. Kita friend kan pak, keep peace and smile........with love ines.

Minggu, 23 November 2008

Election Day








Menyaksikan Secara Langsung Sejarah Baru Amerika Serikat
(by INES LATIFAH)

Betapa beruntungnya aku berada di Amerika Serikat pada tahun ini. Karena pada tahun inilah digelar election president (pilihan presiden) yang diadakan 4 tahun sekali. Dua kandidatnya adalah Barack Obama dari partai democrat dan John Mccain dari partai republic. Siapapun yang terpilih nantinya, baik Obama maupun McCain, akan menggoreskan sejarah baru bagi Amerika Serikat. Jika Obama yang memenangi election tersebut, dia akan menjadi Presiden “Kulit Hitam” pertama. Dan Joseph Biden, selaku pasangan Obama akan menjadi wakil presiden roman katolik pertama. Sedangkan McCain, jika terpilih akan menjadi presiden tertua mengingat usia McCain sekarang 72 tahun, usia yang tidak bias dikatakan muda lagi. Dan pasangan McCain, Sarah Palin akan menjadi wakil presiden wanita pertama.
Euforia pemilihan presiden ini tidak sepanas dengan di Indonesia 4 tahun lalu. Tidak ada pawai dari para pendukungnya yang jika di Indonesia sering menimbulkan ketegangan. Tidak ada pula Baliho-baliho dengan gambar kandidat presiden besar dan mencolok yang umumnya dengan mudahnya ditemui di jalan-jalan (seperti di Indonesia). Ada sih beberapa, tapi tidak memasang foto yang besar dan mencolok. Paling Cuma tulisan, misalnya McCain and Sarah Palin yang ada di depan rumah-rumah. Itu pun yang memasang pendukungnya sendiri. Yang sedikit beda, di televisi banyak iklan yang menayangkan kampanye mereka. Tapi yang membuatku terheran-heran adalah kampanye mereka di televise benar-benar bebas. Dalam artian, bias saling menjelekkan lawan. Salah satu iklan yang ku suka adalah iklan kampanye Obama. Maksud dari iklan tersebut adalah menyindir McCain yang akan meneruskan jejak Bush (karena mereka berasal dari satu partai, republic). Nah diibaratkan dalam iklan itu Obama sedang menyetir mobil sedangkan lewat kaca spion dapat dilihat bahwa McCain dan Bush tertinggal jauh dibelakang yang maksudnya mengkampanyekan bahwa Obama melangkah jauh lebih ke depan. Kalau kampanye di Indonesia, tidak pernah mencolok dalam menjelekkan lawan. Paling kan yang ada Cuma menampilkan janji-janji dan juga nyanyi-nyanyi dengan suara yang tidak bias dikatakan bagus. Selain itu, aku salut dengan para pendukung mereka. Tidak ada keonaran sama sekali. Mereka memakai atribut yang menunjukkan mereka pendukung McCain atau Obama, seperti Pin, kaos dll. Ada salah satu atribut pendukung McCain yang aku suka yaitu pin yang bertuliskan NOBAMA. Sering juga banyak gurauan yang muncul seperti "Apa kamu mau mendengar lelucon terlucu tahun ini? Obama" (itu hanya salah satu contoh). Tapi anehnya, meskipun mereka saling ledek, sama sekali tidak ada keonaran dan mereka pun tetap bersikap biasa saja, nggak ada emosi meskipun mereka tetap mendukung calon masing-masing dengan sepenuh hati.
Semuanya benar-benar tenang, meskipun data menunjukkan bahwa pendaftar untuk mengikuti election ini meningkat terutama di golongan anak muda. Perlu diketahui bahwa untuk dapat berpartisipasi dalam election ini, warga Amerika sebelum tanggal 4 November yang genap berusia 18 tahun harus meregistrasikan dirinya. Jika mereka tidak registrasi, mereka tidak bias vote.
Aku sangat tertarik mengikuti pemilihan presiden Amerika Serikat tahun ini. Inilah salah satu hal besar yang aku tunggu-tunggu sejak kedatangan awalku di Amerika. Saat pemilihan ini, kebetulan sekolah ku libur karena menjadi salah satu tempat diselenggarakannya pemilihan. Pagi-pagi sekali sekitar pukul 6.30 am, aku dan mom sudah bersiap untuk pergi ke tempat pemilihan. Letaknya tidak jauh dari rumah, hanya sekitar 5 menit dari rumah dengan naik mobil. Terletak di Fort Zumwalt West Middle School. Sebelum berangkat, sempat menyaksikan di televisi bahwa antrian di salah satu tempat pemilihan sangat panjang dan kami berharap hal itu tidak terjadi di tempat yang akan kami tuju. Suasana tempat pemilihan itu bisa dikatakan sanagt tenang mengingat ada even penting yang sedang dilaksanakan. Tidak ada barisan satuan pengamanan yang berjajar di pintu masuk. sebelum pintu masuk yang terlihat adalah seorang wanita bertubuh subur sedang duduk dan ada tulisan disebelahnya "Any question about vote? I can help you." Aku juga tidak menjumpai foto atau pun poster para calon presiden. Hanya ada petunjuk cara pengisian ballot, itu pun cuma satu yang terpampang di dinding
Beruntunglah saat masuk antriannya tidak terlalu panjang. Ada dua baris pengantri yang berjajar dengan rapi. Mereka berbaris dengan patokan last name (nama akhir/belakang). Nama akhir berawalan huruf A-K, ada di baris pertama. Sedangkan L-Z ada di baris kedua. Oh ya, juga ada kartu pemilih bagi mereka yang sudah registrasi. Ukurannya sebesar separuh kertas kuarto. Isinya berupa identitas si pemilik kartu. Setelah mereka menunjukkan kartu pemilih itu ke petugas, mereka mendapatkan ballot (kartu suara). Ukuran kartu suaranya sebesar kertas folio, berwarna putih dan tidak ada gambar calon presiden seperti lazimnya ditemukan di Indonesia. Setelah itu menuju ke tempat bilik suara. Ukurannya lebih kecil dari bilik suara alumunium di Indonesia. Tidak terbuat dari alumunium, tetapi nampaknya terbuat dari bahan yang sama dengan tupperware (berbagai macam peralatan makan dari plastik tapi aman dan mahal harganya). Di dalam bilik itu tidak dijumpai benda tajam yang jika di Indonesia digunakan untuk mencoblos calon presiden. Hanya ada pensil. Dan juga petunjuk pengisian ballot. Yah, metode pemungutan suaranya mirip dengan ujian nasional. Kita tinggal menghitamkan pilihan mana yang kita mau. Sayangnya, aku tidak bisa melihat lebih jelas lagi konten apa saja yang ada di ballot tersebut. Setelah diisi, ballot tersebut dimasukkan ke dalam kotak suara yang juga dilengkapi scanner. Jadi saat ballot dimasukkan ke kotak suara, saat itu juga discanner. Setelah memasukkan ballot ke kotak suara (Ballot box), para pemilih bisa mengambil stiker yang diletakkan di atas ballot box. Stiker kecil itu bertuliskan "I VOTED" dan juga ada gambar bendera Amerika sebagai pertanda kalau sudah melakukan vote. Dan kebanyakan mereka memasang stiker itu di baju. Ada juga yang tidak mengambil stiker tersebut. Kalau di Indonesia sebagai pertanda bahwa kita sudah mencoblos, jari kita dicelupkan ke tinta ungu.
Oleh karena itulah, hasil election tersebut mudah diketahui. Kurang dari 12 jam setelah election dibuka, Obama melaju jauh dan sudah ada yang memprediksikan kalau dia akan memenangkan kursi president. Ada sedikit perbedaan antara penghitungan di Indonesia dan juga Amerika Serikat. Kalau di Indonesia, dihitung berdasarkan jumlah seluruh pemilih, di Amerika sini menggunakan electoral votes (jumlah suara tiap states). Jadi begini, ini agak sedikit membingungkan. Tiap state punya jumlah electoral votes berbeda-beda, sepertinya itu berdasarkan banyaknya penduduk yang mendiami state tersebut. Sebagai contoh, state Missouri, jumlah electoral vote ada 11. Jadi jika Obama memenangkan Missouri misalnya 52%, sedangkan McCain 48%, maka electoral vote milik Missouri, jatuh ke tangan Obama. untuk memenangkan kursi Presiden, cukup mengantongi 270 electoral vote. Sedangkan Obama mengantongi 349, sepertinya itu rekor baru juga, seorang presiden mengantongi jumlah electro vote yang fantastis. Terlalu banyak sejarah baru yang terungkap, jika kita membahasnya satu persatu disini. Tapi aku sangat bersyukur sekali bisa menyaksikan awal sejarah baru Amerika Serikat disini. Semoga dengan terpilihnya Barack Obama yang pernah tinggal di Indonesia dan punya ayah tiri orang Indonesia, bisa membawa perubahan yang mengarah pada kebaikan tentunya. Setidaknya tidak ada lagi perang atau invasi, sehingga dunia ini bisa menjadi lebih tenang dan damai. Dan juga dapat menyelesaikan krisis yang kini juga melanda Amerika Serikat. Memang Obama bukan dewa yang berarti dia dapat merubah segalanya dengan cepat dan mudah, ada banyak faktor dari itu yang diperhitungkan. Tapi setidaknya berharap boleh kan?


p.s. bagaimana pendapat kalian tentang artikel ku ini? bandingkan dengan yang dimuat di korann........sangat membuat ku kecewa berat........ini artikel impianku........aku menyajikan dengan cara berbeda dari sudut pandang yang beda dengan yang di bahas oleh media-media di Indonesia. apa ada yang tahu bagaimana cara pemilu disini berlangsung? apa ada yang tahu bagaimana cara kampanye para calon presiden lewat media massa? apa ada yang tahu apa pengertian dari electoral vote? aku tuh ya, researchnya sejak awal aku tiba disini. di kelas U.S. History aku berusaha keras memahami politik amerika dari penjelasan guru ku, Mr. Cliffe. padahal bahasa inggrisku tuh pas-pasan banget. orang murid amerika nya juga kebingungan dengar penjelasan Mr. Cliffe apa lagi aku? khusus buat pembaca blok, aku sajikan juga beberapa gambar untuk lebih mendeskripsikan bagaimana jalannya pemilu di USA. please enjoy it guys.....


antrian pemilih. mereka berbaris sangat rapi dan tertib.




melaporkan diri ke petugas dengan menyerahkan kartu pemilih kemudian mendapatkan ballot






setelah mendapatkan ballot, kemudian menuju ke bilik pencoblosan



beginilah isi dari bilik suara itu. hanya ada pensil dan juga petunjuk pencoblosan


ballot box beserta scanner di atasnya. setelah menghitamkan pilihan presiden, kartu suaranya dimasukkan ke kotak ini dan hasilnya akan otomatis di scan sehingga hasilnya bisa diketahui dengan cepat. lihat juga ada stiker kecil bertuliskan I VOTED.

Minggu, 09 November 2008

Bertarung dengan Anak Kecil dalam Trick and Treat (Spesial Halloween)

My Pumpkin. I carved it. It's not bad, isn't?






Halloween memang salah satu tradisi yang khas Amerika. diperingati setiap tanggal 31 oktober dan identik dengan hantu. mungkin sedikit banyak kita tahu apa Halloween itu karena Halloween kini mulai mendunia. banyak kota besar di Indonesia yang juga merayakan halloween. jadi aku nggak akan bicara banyak soal halloween disini. aku cuma mau menceritakan bagaimana Halloween di Amerika. sebenarnya Halloween disini identik dengan cookies dan permen. bisa dikatakan harinya anak-anak tuh. yah karena pada malam harinya anak-anak usia di bawah 12 tahun melakukan trick or treat.....yaitu mendatangi rumah-rumah untuk meminta permen. karena kami exchange student dan ini pengalaman halloween pertama kami, tentu saja kami belum pernah melakukan yang namanya trick and treat. jadi sebenarnya usia kami sudah dianggap expired untuk melakukan trick or treat. tapi pingin juga sih, meski sebenarnya malu berat. jadi sekitar pukul 7 malam, pesta trick and treat dimulai. kebetulan kami (beberapa exchange student) sepakat untuk melakukan trick and treat. dan kami juga ber-dress up. nah aku dari awal memang suka nyentrik untuk lebih memamerkan Indonesia di Amerika. tidak cukup hanya memakai kebaya saat homecoming dance, aku juga memakai pakaian tari ku rancangan Mas Didik (guru tari sekilas ku, asli desa Talun). tidak tahu kenapa mumpung aku berada disini aku begitu ingin menunjukkan semua tentang Indonesia. Dan sesama exchange student atau bisa disebut "bayi gede", kami merayakan halloween di rumah Diane (AFS volunteer and Staff) yang juga merupakan host mom dari Linn (Norway). Nah setelah dinner barulah kami berkeliaran dari rumah ke rumah. banyak yang terkejut saat melihat kami yang sudah gede ini melakukan trick and treat. setelah kami jelaskan bahwa kami adalah exchange student dan ini adalah pertama kalinya kami melakukan trick and treat, barulah akhirnya mereka maklum dan tersenyum. rumah-rumah yang kami datangi berdandan sangat semarak. berhias lampu warna-warni bahkan ada pula yang menghias rumah menjadi benar-benar seram disertai beberapa makam dan patung hantu tidak cukup itu saja tapi juga dilengkapi sensor, sehingga jika kita melewati sensor itu, akan muncul suara seram disertai asap putih. juga ada kontes mengukir labu, dan peserta trick and treat diminta menjadi jurinya untuk memilih labu mana yang terbaik. sehari sebelumnya, yaitu tanggal 30 Oktober, aku, Linn (norway), ari (germany) dan jess (ari's host sister) juga melakukan tradisi khas halloween yaitu pumpkin carving. bisa dilihat di atas itu adalah hasil karyaku. tidak terlalu buruk kan. akhir dari halloween adalah, aku pulang ke rumah dengan setas besar permen, coklat, dan beserta hadiah lainnya yang ku peroleh dari hasil trick and treat. :)
bersama scott (kiri) dan terri (kanan). terri adalah liasion aku. jadi liasion itu semacam konseling buat exchange student.

Rabu, 29 Oktober 2008

Six Flags, Rajanya Roller Coaster








kalau di Indonesia ada DuFan alias dunia fantasi dimana sebuah area yang berisi dengan bermacam-macam permainan. tentu saja dari itu semua yang paling terkenal dan dinanti adalah Roller Coaster. sebuah wahana permainan yang benar-benar mengguncang adrenalin. dan tentu saja itu tidak direkomendasikan bagi pengidap hypophobia (ketakutan akan ketinggian). kalau selama ini di benak kita hanya ada Disneyland (wahana permainan yang sangat terkenal, terutama di Amerika dan juga sudah ada beberapa cabang Disneyland di negara lain). tetapi tahukah kalau juga ada wahana permainan lain yang juga sangat menarik? ya itulah six flags. bahkan six flags juga ada di beberapa negara lain misalnya Kanada, Meksiko, United Arab Emirates. aku juga baru tahu akan hal itu karena memang gaungnya kalah dengan Disneyland. six flags ini tidak terdapat di semua state di amerika. hanya ada beberapa state saja seperti california, georgia, illinois, kentucky, louisiana, maryland, massachusetts, missouri, new jersey, new york, dan texas. aku berada di state missouri. betapa beruntungnya karena jika ingin ke six flags tidak perlu hijrah ke state lain. six flags di missouri ini berada di St. Louis (metropolitannya missouri). ada yang sedikit unik yang ku temukan di Missouri. St. Louis bukan merupakan capital state. capital state nya adalah Jefferson City, tetapi tidak tahu kenapa perkembangan St. Louis sangat pesat. Jefferson City (akan ku ceritakan kemudian) hanyalah kota yang kecil jika di banding St. Louis. memerlukan waktu sekitar 40 menit dari kota ku tinggal, O' Fallon menuju ke six flags. waktu itu tanggal 25 Oktober 2008 aku berkunjung ke six flags, jadi pada saat itu nuansa Halloween begitu kental terasa. karena kebetulan itu adalah acara gateway missouri (meskipun tidak wajib) jadi kami menunggu semua exchange student yang menyatakan untuk ikut ke six flags. setelah semua berkumpul, segera kami bergerak untuk membeli karcis masuk. harganya tidak bisa dikatakan murah. sekitar $40 (belum termasuk pajak). tapi kebetulan untungnya ada temanku yang membawa kupon diskon $10 dan dia memberikan satu kupon diskon itu untukku. jadi waktu itu aku membayar sekitar $33 (termasuk pajak). seperempat dari uang saku bulanan yang ku peroleh dari U.S Departement yang hanya $125 per bulan. seperti yang sudah ku bilang sebelumnya bahwa nuansa Halloween begitu terasa karena begitu melewati karcis, banyak yang berkostum dan berdandan seram. mereka juga menawarkan foto gratis. mungkin ini yang membedakan six flags dengan wahana lainnya yaitu Roller Coaster. bagi pecinta Roller Coaster dahaganya akan sangat terpuaskan disini karena ada puluhan Roller Coaster dengan jenis yang berbeda. sebut saja the boss, superman, batman, we dare you, grab some air, dsb. aku manaiki lebih dari 5 roller coaster berbeda. ada Roller Coaster terbaru, yaitu batman. dimana settingnya dibuat mirip dengan Gotham City. roller coaster yang tinggi, panjang, dan meliuk disertai dengan terowongan gelap. benar-benar cukup membuat takut dan kaki gemetar. ada juga Roller Coaster tertua dan tetap beropeasi sampai sekarang. roller Coaster itu ada sejak Mrs. Robinson (guru ku di senior facs) masih berusia 12 tahun. tetapi meskipun tua jangan ditanya masih benar-benar menakutkan dan penuh adrenalin yang menantang. screaming angel adalah roller coaster tercepat menurut versi Guinnes book of record. juga ada roller coaster yang lintasannya dari kayu. evel knivel namanya. jika ingin tahu lebih banyak silahkan buka http://www.sixflags.com/
BATMAN
SUPERMAN (wahana tertinggi) dari ujung puncak atas, kita diturunkan dengan kecepatan yang sangat cepat..............(membuatku benar2 pucat pasi dan gemetaran). hal baiknya adalah kita bisa melihat seekeliling St. Louis dari puncak.........benar-benar indah.....

Kamis, 23 Oktober 2008

Jalan-Jalan, PUMPKIN PATH

naik school bus tut....tut.....tut....... siapa hendak turut (maaf lagunya ngaco banget gara-gara tidak menemukan lagu yang cocok). selamat menikmati perjalanan kami di pumpkin path. pumpkin path adalah suatu event khusus yang digelar menjelang halloween. sesuai namanya, pumpkin path ini menyediakan pumpkin2 yang akan digunakan untuk dekorasi halloween. kita tinggal memilih kemudian membayarnya jangan lupa. mulai dari pumpkin gigantisme sampai pumpkin kerdil karena hanya sebesar genggaman tangan ada di sini. mari kita tengok isi pumpkin path ini. dilaporkan khusus oleh Ines Latifah, dari Missouri pada tanggal 19 oktober 2008.


satu buah pumpkin gigantisme ini dihargai $50 atau setara dengan sekali potong rambut disini. kalau di rupiahkannnnn........ dimisalkan $1=Rp. 9.000. jadi 50 x 9.000= Rp. 450.ooo. wow, fantastis. kayak harga anak kambing

bagi para agency yang membutuhkan model sebagai korban perompak di negeri pumpkin, silahkan hubungi ines. wajahku benar-benar nampak ketakutan kan? nahan kebelet pipis tuh.


(ki;ka; Linn (norway), Ari (germany), jess (ari's host sister), me). lihat mereka benar2 membuatku jeles. terutama Ari, dia dengan nyaman pakai tank top, padahal aku pakai jaket. menurut mereka udaranya cerah bagus banget. kalau menurutku gila dingin banget. meski matahari bersinar cerah, tapi sumpah dingin.



pumpkin yang sebesar itu ternyata cuma rangkanya yang besar. dalamnya nggak terlalu besar. lihat saja rongganya yang menganga lebar.



ini pumpkin asli (bahasa jawa waluh, bahasa indonesia labu, mungkin). besar bangeeeetttttt



mejeng bareng (ki:ka; Linn (norway), Jess (Ari's host sister), Ari (Germany), Me) sehabis memilih pumpkin masing-masing yang rencananya kita akan meng-carving si pumpkin bareng-bareng.
ines' point of view :
indonesia itu kaya akan sumber alam. pumpkin, kita juga punya. jagung banyak. tapi kenapa kita nggak pernah mikir untuk membuatnya menjadi lebih. ya seperti yang diadakan pumpkin path ini. selain mereka menjual pumpkin, tapi kan ada sisi kreatif lain yang mereka tonjolkan. dan itu menarik perhatian terutama buat wisata. oh ya aku belum cerita tentang corn maze. nanti aku cerita, aku mau mengumpulkan foto2 di corn maze dulu. supaya kita sadar bahwa kita punya kok sesuatu yang bisa lebih didayagunakan jika kita mau, ada sedikit usaha dan kreatifitas. nganjuk misalnya kan punya sentra bawang merah tuh, kenapa cuma ada kayak bursa pasar gitu aja? kenapa nggak coba untuk mengolah atau mengemasnya menjadi lebih kreatif lagi. contoh nyata ya, orang pasti akan lebih memilih barang dengan kemasan yang menarik. jadi tinggal pinter2 saja bagaimana kita mengemasnya. apakah aku atau kalian atau semua pembaca blog ini siap untuk mencoba?

Sabtu, 18 Oktober 2008

Asyiknya Camping ala Amerika

Minggu lalu (10-12 Oktober 2008) adalah weekend yang berkesan. Karena itu pertama kalinya kami, para exchange students yang bearada di area Gateway Missouri berkumpul kembali. Ya kami harus menjalani kegiatan yang dinamakan orientasi. Orientasi ini dilaksanakan di Camp Point yang ada di danau Ozark. Sekitar 3 jam dari O’Fallon. Jadi orientasi ini bertujuan untuk memantau sejauh mana perkembangan para exchange student, apa mereka ada masalah dengan keluarga, sekolah, teman, dll. Semacam sharing lah. Juga untuk mempersiapkan kondisi para exchange students yang mungkin akan mengalami culture shock atau pun homesick dalam waktu dekat ini. Dalam bayanganku yang dinamakan camping itu, kita sam-sama mendirikan tenda dan kemudian tidur juga di tenda tersebut. Eh, ternyata aku salah. Camp Point yang ada di danau Ozark itu ternyata memang didesain khusus untuk camping, karena terletak di dekat danau dan di tengah hutan lindung. Jadi banyak juga hewan liar yang dapat dijumpai dengan mudahnya seperti tupai, ular, rusa, dan juga burung-burung yang aku tidak tahu namanya. Ada sekitar 6 bangunan terpisah yang dapat menampung 20 orang tiap bangunan. Dalam tiap-tiap bangunan tersebut dilengkapi dengan tempat tidur dan matras. Ada kamar mandi juga. Mirip-mirip dengan barak-lah. Kemudian ada satu bangunan yang lebih besar. Ternyata bangunan itu adalah ruang makan yang sangat luas beserta dapur yang peralatannya juga sangat lengkap. Wah kalau gini sih bukan camping namanya, cuma pindah tidur doank, pikirku saat itu. Habis, semuanya serba enak, apalagi makanannya, berlimpah. Hari I (10 oktober) belum ada kegiatan yang berarti karena sekitar pukul 10 malam kita semua baru sampai di tempat tujuan. Cuma pembagian jadwal piket. Yang beda disini adalah kita benar-benar talk together walk together. Semuanya dikerjakan secara bersama-sama. Rasa kebersamaan dan kekeluargaan sangat besar disini. Jujur, aku nggak pernah merasakan ini sebelumnya di Indonesia. Nah acara sesungguhnya dimulai keesokan harinya. Setelah sarapan, selanjutnya adalah pembagian grup dan kita mulai cerita dengan kehidupan kita sekarang. Tiap grup didampingi oleh 3 orang group leaders dimana group leaders ini adalah volunteer sejati di AFS Gateway Missouri. Aku bertemu dengan pasangan volunteer suami istri. Mereka adalah Phill dan Bonnie. Mereka benar-benar membuatku terharu karena pada saat orientasi kemarin mereka menggunkan kaos bertuliskan “I’ve been to Indonesia. Ask me more about it”. Dan ternyata mereka memang sudah 3-4 kali berkunjung ke Indonesia. Phill dulunya adalah foreign exchange juga. Dia dulu ke Filipina. Sekarang, dia telah berkunjung ke 104 negara sementara Bonnie, istri Phill sudah sekitar 102 negara. Bonnie juga seorang penulis. Sudah lebih dari 20 buku yang dia tulis. Bahkan buku pelajaran ku di quarter ini di International Cooking Class juga Bonnie yang menulisnya. Aku benar-benar beruntung dapat bergabung di AFS. Selain banyak pengalaman yang ku dapatkan, juga aku bertemu dengan orang-orang penting yang tentu saja memotivasi aku untuk melakukan hal yang lebih baik lagi dan juga dapat belajar langsung dari mereka. Sesi bincang-bincang dengan group leaders dibagi menjadi 3 sesi pada hari itu. Malam harinya ada tradisi khas camping Indonesia yang juga dapat kurasakan disini, yaitu api unggun. Nah yang membuat sedikit beda jika di Indonesia acara api unggun diselingi dengan membakar jagung, singkong dsb disini diganti dengan marshmallow. Marshmallow itu sejenis makanan ringan yang berstektur seperti busa, lembut, dan manis karena terbuat dari campuran gula atau sirup jagung, putih telur, gelatin, dan bahan perasa yang dikocok hingga mengembang. Cara makan marshmallow yang paling popular adalah dipanggang di atas api langsung hingga bagian luarnya mengalami karamelisasi dan bagian dalamnya menjadi sedikit meleleh. Itulah sebabnya di sini api unggun identik sekali dengan marsmallow. Tapi aku tidak bisa merasakan marshmallow disini karena terbuat dari gelatin. Umumnya gelatin di Negara Eropa dan Amerika terbuat dari tulang babi, sehingga aku tidak bisa menikmatinya. Ada banyak makanan yang salah satu bahannya adalah gelatin, sehingga aku harus tetap cermat dan waspada. Keesokan harinya acara dilanjutkan dengan games yang benar-benar menantang adrenalin dan diperlukan kerja sama. Kami semua, (44 orang) diberi tantangan untuk melewati dinding yang mirip terbuat dari terpal plastic yang diikatkan membentang di dua pohon. Tinggi dindingnya sekitar 3 meter. Kami semua harus melewati dinding itu. Kami harus berpikir keras bagaimana kami semua dapat berhasil melewati dinding itu. Kami diperbolehkan berdiskusi tetapi syaratnya tidak boleh bersuara sama sekali. Sekali lagi yang membuat lucu adalah kami diskusi dengan bahasa tarsan, alias tanpa bicara. Tapi akhirnya kami semua berhasil melewati dinding tersebut dalam waktu yang tidak terlalu lama. Caranya, cowok yang badannya gede dan kuat membantu teman-temannya yang lain untuk memanjat dinding tersebut dengan cara mengangkatnya. Mirip adegan di cheerleader yang biasa aku lihat saat Paige latihan cheer. Dan cara itu terbukti cukup efektif. Satu hal yang ku pelajari dari games tersebut selain team work adalah bahwa terkadang terlalu banyak mengemukakan pendapat tidak selalu menyelesaikan masalah. Dalam artian lebih baik jika praktek langsung, diterapkan secara langsung. Aku tidak yakin jika dalam diskusi bagaimana untuk melewati dinding itu kita diperbolehkan bicara, akan dapat cepat terselesaikan karena bakal banyak anak yang berebut ngomong, menganggap pendapatnya paling benar. Benar-benar weekend yang mengasyikkan.karena staf AFS di Missouri ini menjelaskan bahwa hanya di Gateway Missouri yang mengadakan acara camping dan juga sharing seperti ini. Akan ada camping lagi tahun depan pada bulan Januari dan juga bulan Mei sebelum kita kembali ke Negara masing-masing. Sebelum kita pulang ke rumah masing-masing, kita berfoto bersama. Dan bukan hanya para exchange students saja yang mendapat pembekalan orientasi. Keluarga pamong juga mendapatkan orientasi. Hanya saja orientasinya Cuma pada hari Minggu 12 Oktober saja. Di orientasi khusus orang tua juga membahas bagaimana perkembangan exchange students. Apa ada masalah atau tidak. Diane, staf AFS cerita kepada ku selama orientasi khusus orang tua mom cerita bahwa selama ini tidak mengalami masalah yang berarti dengan ku meskipun ini adalah pengalaman pertama mom dalam meng-hosting exchange student. Masih menurut cerita Diane lagi, mom sangat bangga dan berkesan ke aku saat aku berhasil menepis rasa takut ku terhadap anjing dalam waktu 2 minggu. Bahkan setelah itu aku juga jalan-jalan dengan Ollie, anjing mom jenis beagle. Yah dalam tempo waktu yang cukup singkat (2 bulan) aku berhasil menepis rasa takutku terhadap anjing (binatang berbulu), renang, dan juga ketinggian.

















Kamis, 09 Oktober 2008

Banyak Kebetulan yang Tak Terduga

Seperti halnya di Indonesia, tanggal jatuhnya Idul fitri di Amerika juga bervariasi. Salah satu temanku, Ryan namanya dia exchange student juga dari Makassar tapi kini dia di state Arkansas merayakan Idul Fitri tanggal 30 Septermber. Sementara aku di state Missouri, merayakan Idul Fitri tanggal 1 Oktober. Aku sih ngikut saja apa ketentuan di Masjid sini. Sempat bingung juga kapan Idul Fitri tiba, karena ini berhubungan dengan kapan aku harus skip (bolos) sekolah. Jangan dibayangkan waktu lebaran ada libur seperti di Indonesia. Adanya si libur panjang natal. Jadi harus izin dari sekolah agar bias merayakan lebaran. Untungnya di Missouri ini ada juga exchange student lainnya yang juga muslim. Hady namanya. Dia dari Mesir. Hady yang pernah pergi langsung ke masjid Daar-Al Islam menjelaskan bahwa Idul Fitri-nya tanggal 1 Oktober. Wah senangnya aku punya teman yang juga merayakan Idul Fitri. Di masjid yang sama lagi. Memang yang paling sibuk mengurusi kapan datangnya Idul Fitri adalah mom, beliau bolak-balik ke masjid untuk mengetahui kapan datangnya Idul Fitri dan juga mengambil cuti kerja jauh-jauh hari sebelumnya saat tanggal 1 Oktober sehingga mom bisa mengantarku ke masjid.
Nggak ada takbir seperti umumnya di Indonesia saat Ramadan berakhir. Nggak ada keramaian apa pun. Ya seperti hari-hari biasa saja. Tapi aku tetap bias mendengarkan takbir. Lho kok bias gimana caranya? Jadi gini, exchange students dari Indonesia membuat milist, sehingga kami tetap bias keep in touch. Ada salah satu teman yang mengirimkan suara takbir. Jadi aku dengerin tuh takbir lewat laptop. Meskipun di Negara yang mayoritas penduduknya bukan muslim tapi aku tetap bias mendengarkan takbir kan, nggak ada bedanya dengan di Indonesia. Ya sebagai exchange student yang jauh dari keluarga, teman, community, memang harus pintar-pintar menghibur diri. Take it easy. Kalau nggak gitu, stress mulu adanya, homesick.
Aku nggak menyangka kalau masjid yang akan ku tuju adalah masjid besar. Ada kubahnya juga. Yang menakjubkan terletak di samping gereja. Letaknya memang lumayan jauh dari rumah. Antara 30-40 menit. Masjidnya ada di St. Louis, metropolitannya Missouri. Sholat ied nya disini dimulai pukul 09.00. untuk mengantisipasi kemungkinan yang tidak diinginkan, kami berangkat dari rumah pukul 08.15. mom cukup mengkhawatirkan aku karena aku tidak mengenal siapapun di masjid itu. Makanya beliau menyempatkan bicara dengan laki-laki yang ada di depan pintu masjid (sepertinya dia pengurus masjid) dan menitipkan aku seraya menjelaskan bahwa aku exchange student dan tidak mengenal siapa-siapa di masjid ini. Oleh laki-laki itu aku dibawa ke lantai atas tempat dimana jamaah wanita berada. Kemudian bapak itu menitipkan aku ke seorang wanita yang juga kelihatannya pengurus masjid itu. Saat aku bicara dengan wanita itu, tiba-tiba aku mendengar suara, “Hey, Indonesia sini”. Aku mencari sumber suara itu. Dan betapa kagetnya saat aku melihat ada orang Indonesia di sini. Akhirnya aku pun bergabung dengan mereka.
Penasaran, aku tanya bu Rita (orang Indonesia yang memanggilku tadi), bagaimana mereka bias tahu kalau aku orang Indonesia. Apa karena wajahku tipe Asia? Tapi kebanyakan jamaah di masjid memang multi etnis, multi Negara. Beliau menjawab gara-gara pin yang aku pakai. Memang saat itu aku memakai pin Bendera Indonesia ditambah rok batik. Wah ternyata aku pintar juga, gara-gara pin itu aku ketemu orang Indonesia.
Ibadah sholat ied berakhir pukul 10.30. ada yang sedikit beda dengan sholat ied disini. Sama-sama 2 rokaat, tapi pada rokaat pertama cuma takbir 5 kali. Dan pada rokaat kedua sebelum rukuk takbir juga sebanyak 5 kali. Membuatku bingung karena tidak terbiasa dan tidak bias khusyuk karena terheran-heran.
Selepas sholat, ibu Rita mengundang untuk mampir ke rumahnya dulu. Beliau tinggal dekat masjid. Sekitar 5 menit naik mobil sampai lah. Setelah izin mom, aku pun turut serta dengan beliau beserta 3 orang anak mereka. Pak Arif dan bu Rita ini sudah tinggal selama 8 tahun. Di rumah mereka juga berkumpul 2 keluarga yang lain yaitu keluarga Pak Nur dan keluarga Pak Iwan. Dari merekalah aku tahu kalau juga ada orang Nganjuk yang menetap di Missouri. Pak Landung namanya. Wah, betapa terkejutnya aku. Benar-benar tidak menyangka. It’s a small world after all, isn’t?
Makanan khas lebaran juga ada di sini. Jadi bagi pembaca dan redaksi yang merasa kasihan kepada ku dan sering kali pamer makanan lebaran, jangan salah. Aku juga menikmati itu. Ada emping melinjo, pastel kering. Untuk menu makanannya adalah lontong (bungkus plastik), sayur lodeh terong dan labu, opor ayam dengan tahu (aku duga tuh tahu ada formalinnya. Kerasa sekali, kenyal banget, mungkin made in Indonesia kali ya dicampur formalin), dan sambal goreng hati lengkap dengan pete. Aku nggak suka pete, tapi pingin juga ngrasain pete in USA. Rasanya sih sama. Cuma baunya tidak terlalu menyengat. Aku sih sudah nggak tahu malu lagi meskipun baru kenal. Makan sampai kenyang, kebetulan perut lapar, jadi ya klop. Ada kebetulan lain lagi selain aku mendengar kabar kalau ada orang Nganjuk disini, yaitu ternyata rumah bu Rita dan pak Arif ini satu kompleks dengan apartemen Bryan (anak pertama mom). Jadi mom nggak kesulitan untuk menjemputku.
Waktu di rumah aku cerita banyak ke mom dan Paige terutama tentang makanan yang aku makan. Dan mau tahu reaksi mereka saat aku cerita aku makan hati sapi? Mereka terlongok kaget dengan muka ngeri dan sedikit jijik. Aku hanya ketawa saja melihatnya. Maklum jeroan (organ dalam) nggak dimakan disini. Cuma benar-benar daging saja yang dimakan. Misalnya ni, ayam saja yang diambil cuma bagian dada. Bagian yang lain? Nggak tahu tuh dikemanakan. Dibuang atau mungkin dijadikan makanan anjing? Wah gila, berarti kalau selama ini aku suka banget ma sayap ayam dan ceker, jatah si anjing yang ku makan. Jadi nggak ada bedanya donk antara aku dengan anjing?