Sabtu, 29 November 2008

Thanksgiving, momen keluarga di USA untuk berkumpul

Kalau di Indonesia saat lebaran adalah waktu yang tepat untuk berkumpul dengan keluarga. Di Amerika pun ada kegiatan sejenis dimana seluruh keluarga berkumpul. Thanksgiving namanya. Thanksgiving diperingati setiap hari kamis akhir di bulan November. Dilihat dari nama Thanksgiving, mungkin kita sedikit bisa menyimpulkan apa sebenarnya Thanksgiving itu. Thanks, berarti terima kasih dan giving artinya memberi. Jadi sebenarnya asal mula thanksgiving itu merupakan suatu acara untuk mengucapkan terima kasih. Pada awal mula sejarah Thanksgiving itu sendiri, sekitar tahun 1621. Pendatang dari luar Amerika mengadakan jamuan makan untuk indian (native Amerika) yang telah mengajarkan para pendatang itu bercocok tanam sehingga mereka bisa bertahan hidup. Tanpa adanya bantuan dari Indian itu sendiri, mustahil rasanya mereka bisa bercocok tanam dan menghasilkan panen yang cukup bagus. Tetapi sekarang tradisi Thanksgiving telah beralih makna. Thanksgiving di Amerika menjadi saat yang tepat untuk keluarga berkumpul. Thanksgiving ini juga dikenal dengan nama Turkey Day, karena turkey (kalkun, ayam kalkun) menjadi sajian yang istimewa di Thanksgiving ini. Alasan mengapa kenapa Turkey paling banyak digunakan adalah ukuran turkey lebih besar daripada ayam ataupun unggas lainnya. Sehingga bisa dinikmati oleh banyak orang. Nuansa Thanksgiving juga semarak di sekolah. Senin (24 November 2008) di sekolah diadakan games khusus senior (12 grade). Yaitu Turkey Bowling. Itu adalah bowling tapi bolanya menggunakan turkey beku yang dibungkus dengan lakban (selotip karet besar). Aku mencobanya dan ternyata itu tidak mudah. Turkeynya lumayan berat, waktu aku melempar bola turkey itu, bahkan tidak menyentuh pin. Turkeynya jauh tergeletak di depan pin. Memang diperlukan tenaga kuat untuk melempar turkey itu tepat mengenai pin. Lumayan menghibur juga, karena setelah melempar turkey, kena atau tidak kena pin kita mendapat soda gratis. Thanksgiving ini juga merupakan hari libur nasional. Terhitung sejak hari Rabu sampai Jumat (26-28 November), ditambah dengan weekend (sabtu-minggu), jadi ditotal ada 5 hari libur pada Thanksgiving ini. Malam puncak acara dinner Thanksgiving ini pada hari Kamis (27 November 2008) dan kemudian pada hari Jum'atnya dinamakan Black Friday karena pada saat itu orang sudah mulai belanja untuk keperluan Natal dan semua toko menawarkan diskon besar-besaran. Dinamakan Black Friday karena pada saat itu dipastikan kurva angka penjualan semua toko akan merangkak naik dan mendapatkan untung (black) dan bila kurva turun berarti merugi (merah). Inilah sedikit ku ceritakan perjalanan ku saat Thanksgiving.
Thanksgiving kemarin, aku bersama Paige (host sister) merayakan dengan keluarga besar ayahnya. Tradisi di tiap keluarga berbeda. Kali ini menurut tradisi keluarga Paige, pada pagi harinya pukul 10 kami pergi ke Gereja St. Michael & St. George di St. Louis. Gereja itu adalah Gereja tua. Usianya sudah lebih dari 700 tahun dan arsitekturnya benar-benar indah. Menyaksikan semua prosesi di Gereja dari awal sampai akhir adalah pengalaman baru bagiku. Walaupun aku sering ikut Paige ke gereja, tapi prosesi di Gereja St. Michael & St. George benar-benar tradisional. Setelah dari gereja, kami juga berziarah ke pemakaman kakek Paige di National Cemetery. Mirip-mirip dengan ziarah kubur yang ada di Indonesia sebelum bulan puasa. Kakek Paige adalah tentara saat World War II (Perang Dunia II), sehingga beliau dimakamkan di National Cemetery (Taman Makam Pahlawan, kalau di Indonesia). Beliau meninggal dunia tahun lalu. National Cemetery ini sangat rapi. Terdiri dari banyak komplek yang tiap komplek ternyata mencerminkan rentang tahun berapa mereka meninggal. Dan lewat pemakaman inilah dapat terlihat sungai Mississipi (sungai terpanjang nomor 2 di USA, sungai no 1 terpanjang adalah sungai Missouri), dan tampak pula seberang sungai Mississipi adalah state Illinois. Kalau di Indonesia ada acara tabur bunga, disini juga ada. Serupa tapi tak sama. Ada sebagaian yang membawa buket bunga kecil dan lainnya ada yang berupa untaian bunga yang dililitkan di salib kayu. Selain itu juga ada beberapa orang yang meletakkan batu kecil di atas nisan sebagai penghormatan kepada yang sudah meninggal dan juga sebagai pertanda kalau makam itu sudah pernah dikunjungi (itu menurut tradisi jewish atau orang yahudi). Setelah acara nyekar tadi perjalanan dilanjutkan ke rumah adik ayah Paige, Caron namanya karena acara dinner thanksgiving akan dimulai pukul 3.30 p.m. Cukup banyak keluarga yang datang. Ditambah cuaca yang cukup bagus, tidak terlalu dingin. Tentu saja hidangan utamanya adalah turkey. Dan hidangan khas lain yang tidak ketinggalan adalah Pie. Sepertinya itu menjadi hidangan wajib saat Thanksgiving. Rata-rata mereka yang datang juga turut membawa makanan, jadi benar-benar banyak makanan berlimpah saat Thanksgiving. Lebih dari 10 macam main dishes (makanan utama)tersedia. Berbagai macam cookies, es krim dan juga cup cakes dibentuk cantik menjadi turkey. Tetapi lagi-lagi harus tetap waspada terhadap makanannya. Karena setelah ku lihat ada beberapa makanan yang ada babi di dalamnya, ada juga yang mengandung marsmellow. Jadi amannya sih, aku mengambil makanan yang memang sudah aku tahu pasti sebelumnya. Tepat seperti dugaanku sebelumnya. Acara Thanksgiving ini selain makan-makan juga bincang-bincang antar keluarga. Karena keasyikan ngobrol dan makan itulah, aku hampir lupa mengambil foto. Benar-benar merasakan hangatnya sebuah keluarga. Sebuah tradisi yang sangat menarik. Dimana kebersamaan keluarga tercipta dan semua orang merayakannya, tanpa perlu memandang itu tradisi agama apa. Dan mungkin jika kita pernah men-judge bahwa orang Amerika egois, mereka individualis, tampaknya kita harus mulai memikirkan kembali itu semua. Karena rasa kepedulian mereka ke sesama cukup tinggi. Tanggal 20 November kemarin, ada kegiatan semacam volunteer di gereja St. Charles di Manchester. Yaitu menyiapkan makanan untuk mereka yang kurang mampu. Mirip pembagian sembako gratis. Banyak sekali orang yang datang membantu. Bahkan diantara mereka ada yang sampai mengambil cuti kerja hanya untuk berpartisipasi dalam acara tersebut. Kalau isi sembako gratis di Indonesi berupa beras, gula, minyak dll, lain dengan Amerika Serikat. Sementara acara kemarin itu isi dari bingkisannya banyak berupa makanan kaleng seperti sup, ada mi instant juga (mereka lebih mengenalnya dengan nama ramen nooodle atau dry soup)ikan, daging olahan, pasta, buah kalengan, kacang, dan sayur kalengan. Semuanya ditata rapi dan dimasukkan ke dalam kardus. Anak-anak, tua, muda, pria, wanita semuanya bekerja sama. Di sekolah juga diadakan 12 days giving. Jadi selama 12 hari itu kita bisa memberikan barang-barang kepada orang atau instansi terkait yang lebih membutuhkan. Dan tiap hari dengan tema berbeda. Misalnya hari senin, untuk buku mewarnai bagi anak-anak, selasa makanan kaleng dsb. Itulah indahnya Thanksgiving, indahnya berkumpul bersama keluarga dan indahnya berbagi dengan sesama. Adakah hal positif yang bisa kita ambil dari itu semua?



Turkey bowling. Ternyata memang tidak mudah. Tapi lumayan sudah mencoba. Apalagi setelah itu dapat soda gratis.


Di Salah satu sudut gereja St. Michael & St. George
National Cemetery atau Taman Makam Pahlawan (kalau di Indonesia)
Dinner Thanksgiving

Bertemu dengan Orang Nganjuk

Tinggal di luar negeri dimana jauh dari orang tua, teman dan saudara, hal yang melegakan sekaligus membahagiakan adalah bertemu dengan orang sebangsa. Aku cukup terkejut juga sebenarnya saat mengetahui cukup banyak orang Indonesia yang ada di daerah Missouri. Aku mengetahui itu semua saat menghadiri acara halal bi halal pada bulan oktober lalu. Dan yang lebih membahagiakan lagi, aku bertemu dengan orang asli Nganjuk juga yang telah bermukim di USA selama 8 tahun. Dan pada tanggal 1 November kemarin, aku berkesempatan untuk berkunjung ke apartemen beliau yang terletak di Ballwin, sekitar 30 menit lah dari O Fallon dan kebetulan saat itu giliran pengajian diadakan di tempat Pak Landung. Untuk tetap keep in touch sesama orang Indonesia, mereka membuat semacam pengajian yang diadakan setiap 2 minggu sekali. Yang menjadi tuan rumah bergiliran. Nah kebetulan pada tanggal tersebut tuan rumah pengajiannya adalah Pak Landung. Selain mengadakan pengajian, untuk tetap keep in touch mereka juga membuat milis. Jadi jika ada suatu event misalnya, seperti pengajian itu sendiri undangannya disebar lewat milis. Karena pada hari tersebut mom kerja dan Paige (host sister) kerja juga, pak Landung menjemputku di rumah. Beliau dulu pernah tinggal di O Fallon selama 4 tahun. Baru saja pindah ke Ballwin bulan Agustus lalu. Cukup mengejutkan karena bulan Agustus lalu, tepatnya tangal 14 aku baru saja sampai di O Fallon. Dan yang lebih mengejutkan lagi, beliau dulu tinggal tidak jauh dari rumah hostfam aku sekarang. Hanya sekitar 1 mile. Beliau juga sempat menunjukkan kepadaku tempat dimana dulu beliau tinggal, Wingheaven namanya. Selain itu juga beliau menunjukkan tempat dimana beliau kerja dulu, di master card. Master card itu perusahaan yang membawahi seluruh credit card yang ada di dunia. Tetapi sekarang pak Landung sudah tidak bekerja lagi di sana. Beliau sekarang kerja di Pfizer, salah satu perusahaan farmasi terbesar di dunia. Di Indonesia, salah satu produk dari Pfizer adalah obat batuk Benadril yang cukup familiar di masayarakat Indonesia.
Pria berposturr tinggi besar ini menceritakan bagaimana awal mulanya dia bisa menginjakkan kakinya di Amerika Serikat ini. Alumnus ITB (Institut Teknologi Bandung) ini mendapatkan beasiswa master di salah satu universitas di Iowa. Dan kemudian akhirnya bekerja dan tinggal di USA. Bicara lebih jauh mengenai pak Landung. Beliau benar-benar asli Nganjuk. Menghabiskan masa SMP di SMP Warujayeng yang sekarang dikenal dengan nama SMP I Tanjunganom. Tetapi menginjak SMA, beliau pindah ke Sidoarjo dan meneruskan SMA di SMA I Sidoarjo. Salah satu hal yang membuatku bangga adalah, mungkin persamaan diantara kami yang sama-sama dari Nganjuk dan berasal dari “pedalaman” alias asli anak desa. Jadi, disini aku bisa menyimpulkan kalau nggak ada yang nggak mungkin. Justru kita harus bangkit dan giat ditengah segala keterbatasan yang kita miliki. Bapak dua putra dari Kusuma Ikra Wahana (2,5 tahun) dan Baskara Alam Wahana (8 bulan) ini mengaku baru pulang sekali ke Nganjuk, yaitu di tahun 2005. Tetapi orang tua dari Istri Beliau, Roro Uchihara yang asli dari Kuningan sudah dua kali datang ke USA. Yaitu pada tahun 2006 saat Kusuma lahir dan pada tahun 2008 saat Baskara lahir. Dan beliau juga merencanakan untuk pulang ke Nganjuk tahun depan. Tapi itu juga belum pasti. Mengingat kondisi Amerika Serikat sekarang yang tengah terjadi krisis. Tapi yang pasti beliau ingin membawa dan memperkenalkan anaknya dengan keluarga di Nganjuk.
Kembali ke masalah pengajian. Hari itu yang datang ke acara pengajian tidak banyak. Hanya ada 4 keluarga ditambah dengan keluarga Pak Landung. Pak Landung menjelaskan kepadaku kalau acara pengajian seperti ini biasanya tidak sebanyak orang yang hadir saat acara halal bi halal kemarin. Mereka yang datang rata-rat sudah ku kenal. Ada keluarga bu Rita dan Pak Arif yang mengajaku ke rumahnya sehabis sholat ied, keluarga mbak Farah yang bersuamikan orang Amerika yang rumahnya dulu untuk kumpul-kumpul acara halal bi halal, ada juga pak Iwan yang sedang menyelesaikan studi S2 nya disini. Beliau direksi PLN yang tahun depan kuliahnya akan selesai dan akan kembali ke Indonesia. Kemudian yang terakhir adalah Pak Nur yang pertama kali menceritakan ke aku tentang Pak Landung. Oh ya, acaranya hampir sama dengan pengajian di Indonesia. Diawali dengan membaca Qur’an, pemberian tausiah, sholat maghrib berjamaah dan kemudian dilanjutkan acara makan. Acara makan ini yang membuatku semangat, jujur sih bisa ketemu masakan Indonesia lagi soalnya. Karena yang hadir tidak terlalu banyak, makanan masih bersisa cukup banyak. Jadi, bisa ngebungkus makanan. Wah kesempatan pikirku. Untuk mengenalkan masakan Indonesia di rumah. Maklum, aku nggak bisa masak. Nggak pede kalau harus menyuguhkan hasil masakanku buat mereka. Konsultasi ke bu Roro juga sih mengenai bagaimana caranya masak dan masakan apa yang kira-kira disukai oleh orang Amerika. Mau tidak mau nanti aku juga harus memperkenalkan masakan Indonesia. Kalau mau sedikit ribet sih, beliau menyarankan untuk membuat Lumpia. Resepnya sih bisa aku baca di web masakan yang ditulis sendiri oleh Bu Roro, www.keseharian.com. Beliau meyakinkan aku kalau resep yang ada di situ nggak susah, karena pada awalnya beliau juga nggak bisa masak. Aku jadi berani nyoba. Hari jumat kemarin (14 Oktober 2008) ada party kecil di kelas English ku. Kita diperbolehkan membawa makanan dan minuman yang kita suka di kelas untuk perpisahan dengan student teacher (mahasiswa yang sedang praktek mengajar). Aku membuat lumpia berdasarkan resep yang ada ditulis bu Roro. Hasilnya fantastis. Kalau menurut pribadi aku sendiri, rasanya lumayan. Apalagi ternyata mereka menyukainya. Mrs. Barban guru ku di English I dan Ms. Mitth (student teacher) bahkan meminta resepnya. Sementara temanku Michelle, minta diajari cara membuatnya. Senang rasanya, akhirnya aku bisa masak. Kabar aku membuat Lumpia, ternyata cepat menyebar. Librarian di sekolah Mrs. Benwell, meminta aku membuatkan untuknya kelak. Wah benar-benar kebanjiran order. Mungkin aku bisa membuka bisnis Lumpia disini.

Bersama Pak Landung beserta anak dan istrinya
Dengan para anggota pengajian St. Louis.
p.s. jadi kembali terngiang perkataan bogel (ups maaf, maksud ku bapak bowo)
beliau sebelum aku berangkat kan dengan bangganya memamerkan saudaranya (ternyata misanan) yang kerja di Amerika. "Nes, aku yo nduwe dulur ning kono (Amerika). Kerjone ning microsoft (mungkin maksudnya TI kali ya, karena pak Landung itu kerjanya masalah komputer). Wonge ning New York kono lho. Ngko Goleki ya, salam soko Bowo".
Dasar bogel, ups maaf lagi maksudku pak Bowo. nah waktu itu aku cuma sambil nyengir aja dalam hati sambil ngomong "emang kamu kira Amerika tuh kecil apa. lagian belum tentu kan klo memang saudaramu itu di New york dan aku juga di New York juga. well tapi ternyata.......nggak nyangka beneran ketemu saudaranya disini. it's a small world after alll, isn't?
jadi teman-teman, meskipun si bogel (waduw maaf lagi maksdku pak Bowo) orangnya kayak gitu, tapi doanya manjur juga tuh. makanya hati-hati dengan namanya bogel.........
tambahan buat Pak Bowo kalau sedang membaca tulisan ini, pls jangan marah yaaaahhhhh. aku menceritakan dirimu ke saudaramu yang disini dari sisi baik saja kok. Lagian biar adil pak. Dirimu kan dulu suka menjelek-jelekkan Pak De kesayangan ku dan juga Bapak tercintaku (baik di kelas dan di depan guru lainnya). Wah beken nih pak Bowo sekarang, namanya nes pampang di blog nes. Jangan marah ya pak.....peace.........takutnya nanti diriku balik ke Indonesia dan pak Bowo jadi guruku Fisika lagi dan aku dikerjain dengan soal-soal mu yang susahnya minta ampun. Kita friend kan pak, keep peace and smile........with love ines.

Minggu, 23 November 2008

Election Day








Menyaksikan Secara Langsung Sejarah Baru Amerika Serikat
(by INES LATIFAH)

Betapa beruntungnya aku berada di Amerika Serikat pada tahun ini. Karena pada tahun inilah digelar election president (pilihan presiden) yang diadakan 4 tahun sekali. Dua kandidatnya adalah Barack Obama dari partai democrat dan John Mccain dari partai republic. Siapapun yang terpilih nantinya, baik Obama maupun McCain, akan menggoreskan sejarah baru bagi Amerika Serikat. Jika Obama yang memenangi election tersebut, dia akan menjadi Presiden “Kulit Hitam” pertama. Dan Joseph Biden, selaku pasangan Obama akan menjadi wakil presiden roman katolik pertama. Sedangkan McCain, jika terpilih akan menjadi presiden tertua mengingat usia McCain sekarang 72 tahun, usia yang tidak bias dikatakan muda lagi. Dan pasangan McCain, Sarah Palin akan menjadi wakil presiden wanita pertama.
Euforia pemilihan presiden ini tidak sepanas dengan di Indonesia 4 tahun lalu. Tidak ada pawai dari para pendukungnya yang jika di Indonesia sering menimbulkan ketegangan. Tidak ada pula Baliho-baliho dengan gambar kandidat presiden besar dan mencolok yang umumnya dengan mudahnya ditemui di jalan-jalan (seperti di Indonesia). Ada sih beberapa, tapi tidak memasang foto yang besar dan mencolok. Paling Cuma tulisan, misalnya McCain and Sarah Palin yang ada di depan rumah-rumah. Itu pun yang memasang pendukungnya sendiri. Yang sedikit beda, di televisi banyak iklan yang menayangkan kampanye mereka. Tapi yang membuatku terheran-heran adalah kampanye mereka di televise benar-benar bebas. Dalam artian, bias saling menjelekkan lawan. Salah satu iklan yang ku suka adalah iklan kampanye Obama. Maksud dari iklan tersebut adalah menyindir McCain yang akan meneruskan jejak Bush (karena mereka berasal dari satu partai, republic). Nah diibaratkan dalam iklan itu Obama sedang menyetir mobil sedangkan lewat kaca spion dapat dilihat bahwa McCain dan Bush tertinggal jauh dibelakang yang maksudnya mengkampanyekan bahwa Obama melangkah jauh lebih ke depan. Kalau kampanye di Indonesia, tidak pernah mencolok dalam menjelekkan lawan. Paling kan yang ada Cuma menampilkan janji-janji dan juga nyanyi-nyanyi dengan suara yang tidak bias dikatakan bagus. Selain itu, aku salut dengan para pendukung mereka. Tidak ada keonaran sama sekali. Mereka memakai atribut yang menunjukkan mereka pendukung McCain atau Obama, seperti Pin, kaos dll. Ada salah satu atribut pendukung McCain yang aku suka yaitu pin yang bertuliskan NOBAMA. Sering juga banyak gurauan yang muncul seperti "Apa kamu mau mendengar lelucon terlucu tahun ini? Obama" (itu hanya salah satu contoh). Tapi anehnya, meskipun mereka saling ledek, sama sekali tidak ada keonaran dan mereka pun tetap bersikap biasa saja, nggak ada emosi meskipun mereka tetap mendukung calon masing-masing dengan sepenuh hati.
Semuanya benar-benar tenang, meskipun data menunjukkan bahwa pendaftar untuk mengikuti election ini meningkat terutama di golongan anak muda. Perlu diketahui bahwa untuk dapat berpartisipasi dalam election ini, warga Amerika sebelum tanggal 4 November yang genap berusia 18 tahun harus meregistrasikan dirinya. Jika mereka tidak registrasi, mereka tidak bias vote.
Aku sangat tertarik mengikuti pemilihan presiden Amerika Serikat tahun ini. Inilah salah satu hal besar yang aku tunggu-tunggu sejak kedatangan awalku di Amerika. Saat pemilihan ini, kebetulan sekolah ku libur karena menjadi salah satu tempat diselenggarakannya pemilihan. Pagi-pagi sekali sekitar pukul 6.30 am, aku dan mom sudah bersiap untuk pergi ke tempat pemilihan. Letaknya tidak jauh dari rumah, hanya sekitar 5 menit dari rumah dengan naik mobil. Terletak di Fort Zumwalt West Middle School. Sebelum berangkat, sempat menyaksikan di televisi bahwa antrian di salah satu tempat pemilihan sangat panjang dan kami berharap hal itu tidak terjadi di tempat yang akan kami tuju. Suasana tempat pemilihan itu bisa dikatakan sanagt tenang mengingat ada even penting yang sedang dilaksanakan. Tidak ada barisan satuan pengamanan yang berjajar di pintu masuk. sebelum pintu masuk yang terlihat adalah seorang wanita bertubuh subur sedang duduk dan ada tulisan disebelahnya "Any question about vote? I can help you." Aku juga tidak menjumpai foto atau pun poster para calon presiden. Hanya ada petunjuk cara pengisian ballot, itu pun cuma satu yang terpampang di dinding
Beruntunglah saat masuk antriannya tidak terlalu panjang. Ada dua baris pengantri yang berjajar dengan rapi. Mereka berbaris dengan patokan last name (nama akhir/belakang). Nama akhir berawalan huruf A-K, ada di baris pertama. Sedangkan L-Z ada di baris kedua. Oh ya, juga ada kartu pemilih bagi mereka yang sudah registrasi. Ukurannya sebesar separuh kertas kuarto. Isinya berupa identitas si pemilik kartu. Setelah mereka menunjukkan kartu pemilih itu ke petugas, mereka mendapatkan ballot (kartu suara). Ukuran kartu suaranya sebesar kertas folio, berwarna putih dan tidak ada gambar calon presiden seperti lazimnya ditemukan di Indonesia. Setelah itu menuju ke tempat bilik suara. Ukurannya lebih kecil dari bilik suara alumunium di Indonesia. Tidak terbuat dari alumunium, tetapi nampaknya terbuat dari bahan yang sama dengan tupperware (berbagai macam peralatan makan dari plastik tapi aman dan mahal harganya). Di dalam bilik itu tidak dijumpai benda tajam yang jika di Indonesia digunakan untuk mencoblos calon presiden. Hanya ada pensil. Dan juga petunjuk pengisian ballot. Yah, metode pemungutan suaranya mirip dengan ujian nasional. Kita tinggal menghitamkan pilihan mana yang kita mau. Sayangnya, aku tidak bisa melihat lebih jelas lagi konten apa saja yang ada di ballot tersebut. Setelah diisi, ballot tersebut dimasukkan ke dalam kotak suara yang juga dilengkapi scanner. Jadi saat ballot dimasukkan ke kotak suara, saat itu juga discanner. Setelah memasukkan ballot ke kotak suara (Ballot box), para pemilih bisa mengambil stiker yang diletakkan di atas ballot box. Stiker kecil itu bertuliskan "I VOTED" dan juga ada gambar bendera Amerika sebagai pertanda kalau sudah melakukan vote. Dan kebanyakan mereka memasang stiker itu di baju. Ada juga yang tidak mengambil stiker tersebut. Kalau di Indonesia sebagai pertanda bahwa kita sudah mencoblos, jari kita dicelupkan ke tinta ungu.
Oleh karena itulah, hasil election tersebut mudah diketahui. Kurang dari 12 jam setelah election dibuka, Obama melaju jauh dan sudah ada yang memprediksikan kalau dia akan memenangkan kursi president. Ada sedikit perbedaan antara penghitungan di Indonesia dan juga Amerika Serikat. Kalau di Indonesia, dihitung berdasarkan jumlah seluruh pemilih, di Amerika sini menggunakan electoral votes (jumlah suara tiap states). Jadi begini, ini agak sedikit membingungkan. Tiap state punya jumlah electoral votes berbeda-beda, sepertinya itu berdasarkan banyaknya penduduk yang mendiami state tersebut. Sebagai contoh, state Missouri, jumlah electoral vote ada 11. Jadi jika Obama memenangkan Missouri misalnya 52%, sedangkan McCain 48%, maka electoral vote milik Missouri, jatuh ke tangan Obama. untuk memenangkan kursi Presiden, cukup mengantongi 270 electoral vote. Sedangkan Obama mengantongi 349, sepertinya itu rekor baru juga, seorang presiden mengantongi jumlah electro vote yang fantastis. Terlalu banyak sejarah baru yang terungkap, jika kita membahasnya satu persatu disini. Tapi aku sangat bersyukur sekali bisa menyaksikan awal sejarah baru Amerika Serikat disini. Semoga dengan terpilihnya Barack Obama yang pernah tinggal di Indonesia dan punya ayah tiri orang Indonesia, bisa membawa perubahan yang mengarah pada kebaikan tentunya. Setidaknya tidak ada lagi perang atau invasi, sehingga dunia ini bisa menjadi lebih tenang dan damai. Dan juga dapat menyelesaikan krisis yang kini juga melanda Amerika Serikat. Memang Obama bukan dewa yang berarti dia dapat merubah segalanya dengan cepat dan mudah, ada banyak faktor dari itu yang diperhitungkan. Tapi setidaknya berharap boleh kan?


p.s. bagaimana pendapat kalian tentang artikel ku ini? bandingkan dengan yang dimuat di korann........sangat membuat ku kecewa berat........ini artikel impianku........aku menyajikan dengan cara berbeda dari sudut pandang yang beda dengan yang di bahas oleh media-media di Indonesia. apa ada yang tahu bagaimana cara pemilu disini berlangsung? apa ada yang tahu bagaimana cara kampanye para calon presiden lewat media massa? apa ada yang tahu apa pengertian dari electoral vote? aku tuh ya, researchnya sejak awal aku tiba disini. di kelas U.S. History aku berusaha keras memahami politik amerika dari penjelasan guru ku, Mr. Cliffe. padahal bahasa inggrisku tuh pas-pasan banget. orang murid amerika nya juga kebingungan dengar penjelasan Mr. Cliffe apa lagi aku? khusus buat pembaca blok, aku sajikan juga beberapa gambar untuk lebih mendeskripsikan bagaimana jalannya pemilu di USA. please enjoy it guys.....


antrian pemilih. mereka berbaris sangat rapi dan tertib.




melaporkan diri ke petugas dengan menyerahkan kartu pemilih kemudian mendapatkan ballot






setelah mendapatkan ballot, kemudian menuju ke bilik pencoblosan



beginilah isi dari bilik suara itu. hanya ada pensil dan juga petunjuk pencoblosan


ballot box beserta scanner di atasnya. setelah menghitamkan pilihan presiden, kartu suaranya dimasukkan ke kotak ini dan hasilnya akan otomatis di scan sehingga hasilnya bisa diketahui dengan cepat. lihat juga ada stiker kecil bertuliskan I VOTED.

Minggu, 09 November 2008

Bertarung dengan Anak Kecil dalam Trick and Treat (Spesial Halloween)

My Pumpkin. I carved it. It's not bad, isn't?






Halloween memang salah satu tradisi yang khas Amerika. diperingati setiap tanggal 31 oktober dan identik dengan hantu. mungkin sedikit banyak kita tahu apa Halloween itu karena Halloween kini mulai mendunia. banyak kota besar di Indonesia yang juga merayakan halloween. jadi aku nggak akan bicara banyak soal halloween disini. aku cuma mau menceritakan bagaimana Halloween di Amerika. sebenarnya Halloween disini identik dengan cookies dan permen. bisa dikatakan harinya anak-anak tuh. yah karena pada malam harinya anak-anak usia di bawah 12 tahun melakukan trick or treat.....yaitu mendatangi rumah-rumah untuk meminta permen. karena kami exchange student dan ini pengalaman halloween pertama kami, tentu saja kami belum pernah melakukan yang namanya trick and treat. jadi sebenarnya usia kami sudah dianggap expired untuk melakukan trick or treat. tapi pingin juga sih, meski sebenarnya malu berat. jadi sekitar pukul 7 malam, pesta trick and treat dimulai. kebetulan kami (beberapa exchange student) sepakat untuk melakukan trick and treat. dan kami juga ber-dress up. nah aku dari awal memang suka nyentrik untuk lebih memamerkan Indonesia di Amerika. tidak cukup hanya memakai kebaya saat homecoming dance, aku juga memakai pakaian tari ku rancangan Mas Didik (guru tari sekilas ku, asli desa Talun). tidak tahu kenapa mumpung aku berada disini aku begitu ingin menunjukkan semua tentang Indonesia. Dan sesama exchange student atau bisa disebut "bayi gede", kami merayakan halloween di rumah Diane (AFS volunteer and Staff) yang juga merupakan host mom dari Linn (Norway). Nah setelah dinner barulah kami berkeliaran dari rumah ke rumah. banyak yang terkejut saat melihat kami yang sudah gede ini melakukan trick and treat. setelah kami jelaskan bahwa kami adalah exchange student dan ini adalah pertama kalinya kami melakukan trick and treat, barulah akhirnya mereka maklum dan tersenyum. rumah-rumah yang kami datangi berdandan sangat semarak. berhias lampu warna-warni bahkan ada pula yang menghias rumah menjadi benar-benar seram disertai beberapa makam dan patung hantu tidak cukup itu saja tapi juga dilengkapi sensor, sehingga jika kita melewati sensor itu, akan muncul suara seram disertai asap putih. juga ada kontes mengukir labu, dan peserta trick and treat diminta menjadi jurinya untuk memilih labu mana yang terbaik. sehari sebelumnya, yaitu tanggal 30 Oktober, aku, Linn (norway), ari (germany) dan jess (ari's host sister) juga melakukan tradisi khas halloween yaitu pumpkin carving. bisa dilihat di atas itu adalah hasil karyaku. tidak terlalu buruk kan. akhir dari halloween adalah, aku pulang ke rumah dengan setas besar permen, coklat, dan beserta hadiah lainnya yang ku peroleh dari hasil trick and treat. :)
bersama scott (kiri) dan terri (kanan). terri adalah liasion aku. jadi liasion itu semacam konseling buat exchange student.