Minggu, 23 November 2008

Election Day








Menyaksikan Secara Langsung Sejarah Baru Amerika Serikat
(by INES LATIFAH)

Betapa beruntungnya aku berada di Amerika Serikat pada tahun ini. Karena pada tahun inilah digelar election president (pilihan presiden) yang diadakan 4 tahun sekali. Dua kandidatnya adalah Barack Obama dari partai democrat dan John Mccain dari partai republic. Siapapun yang terpilih nantinya, baik Obama maupun McCain, akan menggoreskan sejarah baru bagi Amerika Serikat. Jika Obama yang memenangi election tersebut, dia akan menjadi Presiden “Kulit Hitam” pertama. Dan Joseph Biden, selaku pasangan Obama akan menjadi wakil presiden roman katolik pertama. Sedangkan McCain, jika terpilih akan menjadi presiden tertua mengingat usia McCain sekarang 72 tahun, usia yang tidak bias dikatakan muda lagi. Dan pasangan McCain, Sarah Palin akan menjadi wakil presiden wanita pertama.
Euforia pemilihan presiden ini tidak sepanas dengan di Indonesia 4 tahun lalu. Tidak ada pawai dari para pendukungnya yang jika di Indonesia sering menimbulkan ketegangan. Tidak ada pula Baliho-baliho dengan gambar kandidat presiden besar dan mencolok yang umumnya dengan mudahnya ditemui di jalan-jalan (seperti di Indonesia). Ada sih beberapa, tapi tidak memasang foto yang besar dan mencolok. Paling Cuma tulisan, misalnya McCain and Sarah Palin yang ada di depan rumah-rumah. Itu pun yang memasang pendukungnya sendiri. Yang sedikit beda, di televisi banyak iklan yang menayangkan kampanye mereka. Tapi yang membuatku terheran-heran adalah kampanye mereka di televise benar-benar bebas. Dalam artian, bias saling menjelekkan lawan. Salah satu iklan yang ku suka adalah iklan kampanye Obama. Maksud dari iklan tersebut adalah menyindir McCain yang akan meneruskan jejak Bush (karena mereka berasal dari satu partai, republic). Nah diibaratkan dalam iklan itu Obama sedang menyetir mobil sedangkan lewat kaca spion dapat dilihat bahwa McCain dan Bush tertinggal jauh dibelakang yang maksudnya mengkampanyekan bahwa Obama melangkah jauh lebih ke depan. Kalau kampanye di Indonesia, tidak pernah mencolok dalam menjelekkan lawan. Paling kan yang ada Cuma menampilkan janji-janji dan juga nyanyi-nyanyi dengan suara yang tidak bias dikatakan bagus. Selain itu, aku salut dengan para pendukung mereka. Tidak ada keonaran sama sekali. Mereka memakai atribut yang menunjukkan mereka pendukung McCain atau Obama, seperti Pin, kaos dll. Ada salah satu atribut pendukung McCain yang aku suka yaitu pin yang bertuliskan NOBAMA. Sering juga banyak gurauan yang muncul seperti "Apa kamu mau mendengar lelucon terlucu tahun ini? Obama" (itu hanya salah satu contoh). Tapi anehnya, meskipun mereka saling ledek, sama sekali tidak ada keonaran dan mereka pun tetap bersikap biasa saja, nggak ada emosi meskipun mereka tetap mendukung calon masing-masing dengan sepenuh hati.
Semuanya benar-benar tenang, meskipun data menunjukkan bahwa pendaftar untuk mengikuti election ini meningkat terutama di golongan anak muda. Perlu diketahui bahwa untuk dapat berpartisipasi dalam election ini, warga Amerika sebelum tanggal 4 November yang genap berusia 18 tahun harus meregistrasikan dirinya. Jika mereka tidak registrasi, mereka tidak bias vote.
Aku sangat tertarik mengikuti pemilihan presiden Amerika Serikat tahun ini. Inilah salah satu hal besar yang aku tunggu-tunggu sejak kedatangan awalku di Amerika. Saat pemilihan ini, kebetulan sekolah ku libur karena menjadi salah satu tempat diselenggarakannya pemilihan. Pagi-pagi sekali sekitar pukul 6.30 am, aku dan mom sudah bersiap untuk pergi ke tempat pemilihan. Letaknya tidak jauh dari rumah, hanya sekitar 5 menit dari rumah dengan naik mobil. Terletak di Fort Zumwalt West Middle School. Sebelum berangkat, sempat menyaksikan di televisi bahwa antrian di salah satu tempat pemilihan sangat panjang dan kami berharap hal itu tidak terjadi di tempat yang akan kami tuju. Suasana tempat pemilihan itu bisa dikatakan sanagt tenang mengingat ada even penting yang sedang dilaksanakan. Tidak ada barisan satuan pengamanan yang berjajar di pintu masuk. sebelum pintu masuk yang terlihat adalah seorang wanita bertubuh subur sedang duduk dan ada tulisan disebelahnya "Any question about vote? I can help you." Aku juga tidak menjumpai foto atau pun poster para calon presiden. Hanya ada petunjuk cara pengisian ballot, itu pun cuma satu yang terpampang di dinding
Beruntunglah saat masuk antriannya tidak terlalu panjang. Ada dua baris pengantri yang berjajar dengan rapi. Mereka berbaris dengan patokan last name (nama akhir/belakang). Nama akhir berawalan huruf A-K, ada di baris pertama. Sedangkan L-Z ada di baris kedua. Oh ya, juga ada kartu pemilih bagi mereka yang sudah registrasi. Ukurannya sebesar separuh kertas kuarto. Isinya berupa identitas si pemilik kartu. Setelah mereka menunjukkan kartu pemilih itu ke petugas, mereka mendapatkan ballot (kartu suara). Ukuran kartu suaranya sebesar kertas folio, berwarna putih dan tidak ada gambar calon presiden seperti lazimnya ditemukan di Indonesia. Setelah itu menuju ke tempat bilik suara. Ukurannya lebih kecil dari bilik suara alumunium di Indonesia. Tidak terbuat dari alumunium, tetapi nampaknya terbuat dari bahan yang sama dengan tupperware (berbagai macam peralatan makan dari plastik tapi aman dan mahal harganya). Di dalam bilik itu tidak dijumpai benda tajam yang jika di Indonesia digunakan untuk mencoblos calon presiden. Hanya ada pensil. Dan juga petunjuk pengisian ballot. Yah, metode pemungutan suaranya mirip dengan ujian nasional. Kita tinggal menghitamkan pilihan mana yang kita mau. Sayangnya, aku tidak bisa melihat lebih jelas lagi konten apa saja yang ada di ballot tersebut. Setelah diisi, ballot tersebut dimasukkan ke dalam kotak suara yang juga dilengkapi scanner. Jadi saat ballot dimasukkan ke kotak suara, saat itu juga discanner. Setelah memasukkan ballot ke kotak suara (Ballot box), para pemilih bisa mengambil stiker yang diletakkan di atas ballot box. Stiker kecil itu bertuliskan "I VOTED" dan juga ada gambar bendera Amerika sebagai pertanda kalau sudah melakukan vote. Dan kebanyakan mereka memasang stiker itu di baju. Ada juga yang tidak mengambil stiker tersebut. Kalau di Indonesia sebagai pertanda bahwa kita sudah mencoblos, jari kita dicelupkan ke tinta ungu.
Oleh karena itulah, hasil election tersebut mudah diketahui. Kurang dari 12 jam setelah election dibuka, Obama melaju jauh dan sudah ada yang memprediksikan kalau dia akan memenangkan kursi president. Ada sedikit perbedaan antara penghitungan di Indonesia dan juga Amerika Serikat. Kalau di Indonesia, dihitung berdasarkan jumlah seluruh pemilih, di Amerika sini menggunakan electoral votes (jumlah suara tiap states). Jadi begini, ini agak sedikit membingungkan. Tiap state punya jumlah electoral votes berbeda-beda, sepertinya itu berdasarkan banyaknya penduduk yang mendiami state tersebut. Sebagai contoh, state Missouri, jumlah electoral vote ada 11. Jadi jika Obama memenangkan Missouri misalnya 52%, sedangkan McCain 48%, maka electoral vote milik Missouri, jatuh ke tangan Obama. untuk memenangkan kursi Presiden, cukup mengantongi 270 electoral vote. Sedangkan Obama mengantongi 349, sepertinya itu rekor baru juga, seorang presiden mengantongi jumlah electro vote yang fantastis. Terlalu banyak sejarah baru yang terungkap, jika kita membahasnya satu persatu disini. Tapi aku sangat bersyukur sekali bisa menyaksikan awal sejarah baru Amerika Serikat disini. Semoga dengan terpilihnya Barack Obama yang pernah tinggal di Indonesia dan punya ayah tiri orang Indonesia, bisa membawa perubahan yang mengarah pada kebaikan tentunya. Setidaknya tidak ada lagi perang atau invasi, sehingga dunia ini bisa menjadi lebih tenang dan damai. Dan juga dapat menyelesaikan krisis yang kini juga melanda Amerika Serikat. Memang Obama bukan dewa yang berarti dia dapat merubah segalanya dengan cepat dan mudah, ada banyak faktor dari itu yang diperhitungkan. Tapi setidaknya berharap boleh kan?


p.s. bagaimana pendapat kalian tentang artikel ku ini? bandingkan dengan yang dimuat di korann........sangat membuat ku kecewa berat........ini artikel impianku........aku menyajikan dengan cara berbeda dari sudut pandang yang beda dengan yang di bahas oleh media-media di Indonesia. apa ada yang tahu bagaimana cara pemilu disini berlangsung? apa ada yang tahu bagaimana cara kampanye para calon presiden lewat media massa? apa ada yang tahu apa pengertian dari electoral vote? aku tuh ya, researchnya sejak awal aku tiba disini. di kelas U.S. History aku berusaha keras memahami politik amerika dari penjelasan guru ku, Mr. Cliffe. padahal bahasa inggrisku tuh pas-pasan banget. orang murid amerika nya juga kebingungan dengar penjelasan Mr. Cliffe apa lagi aku? khusus buat pembaca blok, aku sajikan juga beberapa gambar untuk lebih mendeskripsikan bagaimana jalannya pemilu di USA. please enjoy it guys.....


antrian pemilih. mereka berbaris sangat rapi dan tertib.




melaporkan diri ke petugas dengan menyerahkan kartu pemilih kemudian mendapatkan ballot






setelah mendapatkan ballot, kemudian menuju ke bilik pencoblosan



beginilah isi dari bilik suara itu. hanya ada pensil dan juga petunjuk pencoblosan


ballot box beserta scanner di atasnya. setelah menghitamkan pilihan presiden, kartu suaranya dimasukkan ke kotak ini dan hasilnya akan otomatis di scan sehingga hasilnya bisa diketahui dengan cepat. lihat juga ada stiker kecil bertuliskan I VOTED.

Tidak ada komentar: