Rabu, 31 Desember 2008

What The Teenagers Do In USA

mungkin inilah sisi kehidupan dari amerika yang ingin kalian ketahui. mumpung aku lagi liburan dan sekarang sedang tidak mengerjakan apa-apa. oke, sebelumnya apa yang ada di benak kalian atau tebakan kalian tentang bagaimana teenagers USA have fun? kalau aku boleh nebak pikiran kalian (maaf kalau nggak cocok) mereka itu doyan ke mall, club, hura-hura (does anybody can give me definition about hura-hura?), ngerumpi, makan dsb. pasti pandangan kita mengenai kehidupan mereka sedikit banyak kita berkiblat pada apa yang teenagers kerjakan di kota-kota besar seperti Jakarta or Surabaya. secara orang "kota" selalu mengatakan dirinya berkiblat pada modernisasi alias produk asing. nah, amerika kan "mbahnya" segalanya (kata mereka sih). pasti kehidupan mereka jauh lebih waaahhhhhhhh........ is it right? let's check it out :)

weekdays alias hari senin-jumat mereka pergi ke sekolah. sebelumnya aku mau jelasin dulu kalau apa yang aku tulis berdasar ines' point of view. sekolah disini jadwal masuk dan pulangnya bervariasi. tergantung school district atau sekolah masing-masing. kebetulan di sekolahku, Fort Zumwalt West (FZW) sekolah mulai pukul 07.40 am dan selesai pukul 02.15 pm. nah bagi yang aktif atau bergabung di club-club sport, dance, cheerleading hampir setiap hari setelah jam sekolah usai mereka latihan. ibaratnya sekolah tidak pernah sepi. selain itu setelah jam sekolah juga ada "tutor". mungkin bagi teman-temanku di SMAN 2 Nganjuk yang diajar kimia oleh bu Sulistyowati tahu apa itu kegiatan tutoring. tutor adalah semacam pelajaran tambahan bagi mereka yang merasa kesulitan dalam pelajaran. hanya saja tutornya bukan guru, tapi teman sendiri. bedanya tutor disini lebih terorganisasi. bukan hanya guru sekedar tunjuk murid saja (kesannya dipaksakan). mereka yang merasa lebih menonjol dalam materi pelajaran bisa meregistrasikan dirinya untuk sebagai tutor. dan mereka yang butuh tutor itu bisa memilih mereka ingin belajar bersama dengan siapa. serta juga ada jadwalnya. umumnya kegiatan tutor ini dilakukan di perpustakaan. kesadaran mereka cukup tinggi dan tidak ada kesan gengsi. kalau mereka memang merasa kurang mampu dalam kelas, mereka tidak ada segan untuk sign up tutor. memang untuk menjadi lebih baik tidak perlu ada rasa malu untuk belajar.

selain itu juga ada yang mengerjakan pe-er mereka di sekolah. ada juga yang sekedar ngobrol dan kumpul-kumpul bareng temannya selepas sekolah. beberapa temanku juga tetap giat berolahraga sehabis jam sekolah. entah itu cuma lari-lari keliling lintasan. karena sekarang sudah cukup dingin, maka kegiatan lari-lari menjadi di dalam sekolah tidak dilapangan lagi.

nah itulah yang mereka lakukan selama weekdays. umumnya disini mereka semua ada curfew. curfew adalah jam malam kapan mereka harus sudah ada di rumah. umumnya lagi nih ya, saat weekdays jam 9 malam mereka harus sampai di rumah dan saat weekend mereka bisa longgar sampai tengah malam.

juga ada perkumpulan yang dinamakan Youth Group. itu seperti kelompok pengajian-lah kalau di Indonesia tetapi anggotanya para remaja. aku juga sesekali ikut Youth Club itu. Youth Club yang diikuti oleh host sister-ku (Paige) adalah setiap selasa malam pukul 7pm-9pm di rumah salah seorang temannya, Karley. aktivitasnya, membaca bible (injil, kitab suci kristiani) dan kemudian membahas makna yang terkandung di dalamnya juga ada diskusi-diskusi. mereka tahu kalau aku bukan seorang christian. tapi disini respeknya sangat tinggi. mereka menghargai kepercayaan masing-masing. aku malah yang sering terkejut saat mendengar temanku berkata "i'm agnostic" yang berarti dia percaya bahwa tuhan itu ada tapi tidak memeluk agama apa pun. tambah terkejut lagi saat mengetahui beberapa orang lainnya mengaku atheis, yang berarti tidak percaya akan adanya tuhan. memang di amerika sini, bebas. dalam artian kita bebas memeluk agama bahkan tidak beragama pun tidak dilarang. para orang tua juga tidak terlalu menekankan pemahaman agama kepada anak-anaknya. bebas, terserah semau mereka. entah mereka mau pergi ke gereja atau tidak (bagi yang christian) itu pilihan mereka sendiri. kembali lagi ke masalah Youth Club (YC). setiap pertemuan ada Paul (pendeta, pastor) yang membimbing arah diskusi mereka. aku lumayan sering bicara dengan Paul. teringat saat pertama kali ikutan, semua anak mengisi lembar kertas dan aku juga ikutan. disitu ada pertanyaan apa itu christian. dengan polos dan jujur aku mengisi apa adanya. "i just know that christian believe in bible and jesus and i don't know more coz ain't christian". mereka hanya tertawa saja mengetahui aku menjawab demikian. teringat juga saat percakapanku dengan Paul diawal. dia bertanya bagaimana pendapatku mengenai Youth Group itu. ya aku menjawab jujur kegiatan itu bagus. kemudian dia bertanya lagi apa ajaran agama yang aku peluk, islam (dia tahu aku seorang muslim dan juga tahu nama kitab suci umat islam, Quran, tapi mereka menyebutnya Koran. aku berpikir wah koran di indonesia artinya newspaper pak, pikirku sambil tersenyum sendiri). aku menjawab dengan senyum. pada dasarnya ajaran yang disampaikan sama. kebetulan saat itu baru saja membahas tentang orang tua, maka dengan sambil tersenyum lagi (padahal saat pembahasan itu, aku duduk di pojok dan tertidur sssttttt...) aku juga menceritakan bahwa islam juga mengajarkan demikian. aku kemudian bicara lebih jauh. islam juga percaya akan adanya Abraham (Ibrahim), Noah (Nuh), David (Daud), Salomon (Sulaiman), Yesus (Isa) dan kemudian aku menyampaikan conclusion ku bahwa basic nya tiap agama itu mengajarkan hal yang sama, hanya saja caranya yang berbeda. tampaknya Paul cukup puas dengan jawaban yang ku berikan. pernah juga suatu ketika aku duduk di dekat fireplace ada tumpukan bible. aku cukup tertarik karena baru tahu kalau bible itu bermacam-macam. ada bible untuk remaja, wanita dan yang membuatku tertawa adalah saat melihat bible temanku yang bertuliskan "bible untuk orang yang kurang pandai" kemudian Paul mendekatiku dan menawarkan apa aku tertarik dengan bible karena dia punya banyak dan aku boleh memilih mana yang aku suka. dilema, jika kita berkata ya menurut diskusi yang aku daptkan saat orientasi di Jakarta, berarti kita benar-benar berminat untuk mempelajari agama tersebut. denagn tersenyum lagi aku berkata, maaf tapi terima kasih. bahasa bible terlalu tinggi untuk dimengerti sementara bahasa inggrisku pas-pasan (dalam hati aku bersyukur bahasa inggrisku tidak terlalu baik seehingga aku bisa menolak tanpa mesti berbohong). begitulah, kita harus pintar membawa sikap dan menjawab semua pertanyaan yang ada. seperti halnya saat mereka tanya masalah jilbab kenapa aku memakainya. yah aku menjawab singkat saja karena aku muslim dan jilbab adalah sebagai perlambang bahwa aku seorang muslim. muncul pertanyaan lagi apa semua muslim seperti itu? aku menjawab tidak dan kemudia mengembalikan pertanyaan itu ke mereka. apa semua christian memakai kalung salib? kenapa sebagian memakainya dan sebagian tidak memakainya? mereka mulai berpikir dan mendapatkan jawabannya. itulah yang sering ku lakukan, menjawab pertanyaan mereka dengan pertanyaan juga agar mereka berpikir dan mudah memahaminya.

dan saat weekend tiba mereka sangat suka sekali kumpul-kumpul bareng temannya. umumnya sih, ngumpulnya di rumah salah satu temannya. kalau mereka lagi ngumpul kegiatannya main games atau nonton dvd bareng. masalah ke mall, mereka memang suka tapi juga nggak terlalu sering. mereka benar-benar pergi ke mall kalau mereka benar-benar butuh shopping. jarang sekali yang cuma untuk jalan ke mall dan nongkrong di mall. tempat yang sering mereka kunjungi adalah starbucks. starbucks juga ada di indonesia, tapi hanya di kota besar saja.

Sabtu, 27 Desember 2008

CHRISTMAS BUKAN SEKEDAR PERAYAAN AGAMA, TETAPI JUGA TRADISI






Kemeriahan christmas (natal) dalam rangka memperingati kelahiran Yesus atau Isa Almasih sebenarnya telah mulai semarak sehari setelah thanksgiving atau pada saat black friday. Orang-orang sudah mulai berbondong-bondong belanja untuk hadiah natal, menghias rumah dengan pernak-pernik khas natal dsb. Christmas di USA ibarat Idul Fitri di Indonesia. Stasiun radio mulai memutar lagu-lagu Christmas. Bahkan ada salah satu stasiun radio yang sudah memutar lagu-lagu christmas sejak bulan Oktober. Televisi pun juga tak mau ketinggalan. Berbagai macam film special christmas pun diputar. Salah satu hal yang menarik adalah ada stasiun televisi yang memutar film yang sama selama seharian penuh dan itu merupakan film lama yang settingnya 1950-an dan film itu dibuat sekitar tahun 80-an. Puluhan mall menawarkan diskon besar-besaran. Contoh nyatanya, Laptop Sony yang hari biasa dibandrol $750-an dollar, saat menjelang natal kemarin harganya menjadi $500. Gambaran akan perayaan hari kelahiran Yesus itu sendiri tampaknya sesuai yang aku baca dalam buku Rick Warren yang berjudul, The Purpose of Christmas, dimana salah satukalimatnya, "The first purpose of christmas is celebration." Rumah-rumah dihias dengan lampu penjor warna-warni dan christmas tree yang begitu cantiknya. Bahkan, seminggu sebelum christmas (19 Oktober 2008) aku diajak guruku Mrs. Robinson ke state Illinois (maaf nama kotanya aku tidak tahu) untuk melihat Lady of The Snow (LTS). Jadi LTS itu adalah sebuah taman yang luas dimana taman itu berhias lampu-lampu yang dibentuk bermacam-macam dan menggantung pada pohon-pohon. Tidak hanya ada lampu-lampu saja, juga ada puppet show, barang-barang antik dari beberapa negara (sayangnya aku tidak melihat nama Indonesia disana) dan juga ada pameran pohon natal dari berbagai negara. Ari, salah satu temanku exchange student dari Jerman sempat komplain saat melihat pameran pohon natal. Di bawah pohon natal itu jelas tertulis bahwa itu pohon natal Jerman dengan bendera Jerman yang berwarna hitam, merah, dan kuning tergantung pada pohon itu. Tapi lucunya beberapa bendera hanya berwarna merah dan kuning saja. Bukan cukup itu saja, ornament khas Jerman malah tergantung di pohon natal Norway (Norwegia). Aku tahu kalau ornamen itu khas Jerman karena Ari juga memberiku ornamen yang sama. "Nobody in Germany hang the flag at Christmas tree", itu kata yang diucapkan oleh Ari yang membuatku tertawa. Setelah puas menikmati pohon natal, tiba-tiba Jessica berteriak, "Look, Ines, that's Indonesia." Aku kira ada pohon natal versi Indonesia tapi ternyata Jessica menunjuk ke arah miniatur yang menggambarkan kelahiran Jesus. Dan aku melihat ada deretan patung mini beserta nama negaranya. Saat mataku menatap nama Indonesia, aku hanya tertawa terbahak-bahak. Bagaimana tidak, meski aku bukan orang seni tapi dengan mudah aku bisa menentukan itu patung khas Indonesia atau tidak. Patung itu lebih mirip patung milik Mesir karena menyerupai patung Firaun dengan warna biru. AKu hanya tertawa saja melihat itu semua. Mungkinkah Mesir geger karena patung khas miliknya tertulis Indonesia? Seperti halnya Indonesia yang geger karena lagu daerah, tari, makanan, dan batik diklaim Malaysia. Bukan tidak mungkin hal itu terjadi. Kalau di negeri sendiri jelas saja pasti mudah ketahuan. Kalau di luar negeri? Siapa yang bakalan tahu? Nggak akan ada yang tahu kalau misalnya (maaf) batik yang aslinya dari Indonesia diaku oleh Malaysia. Karena apa? Mereka selaku orang asing tidak pernah tahu itu semua. Kita saja yang kalah getol mempromosikan produk Indonesia. Kita baru mulai teriak-teriak itu barang kita kalau sudah diklaim oleh negara lain. Apa kita mau menunggu hingga seluruh kebudayaan Indonesia diaku orang lain? Baru kita teriak-teriak. Dimana usaha kita untuk melindungi itu semua? Kembali ke masalah Lady of The Snow. Disana juga ada tempat untuk menunggang onta (bahkan aku mencobanya) dan juga ada repelika stable yang menggambarkan kelahiran Jesus dalam ukuran besar yang dilengkapi dengan suara-suara orang yang bercakap-cakap juga ada gua buatan di atasnya yang dilengkapi malaikat kecil pada bagian puncak. Mungkin sedikit mirip dengan gua Puh Sarang yang ada di Kediri. Mengutip kembali perkataan Rick Warren dalam bukunya bahwa Christmas is celebration sangatlah tepat. Banyak sekali Christmas Party. Mulai di Club yang aku ikuti (Culture In Action dan Foreign Language), di sekolah (hanya untuk senior saja), bersama AFS, dan di rumah teman. Acaranya bukan seperti yang ada di pikiran pembaca yang pasti membayangkan party ala Amerika mirip dengan ada yang di Movie. Party-nya itu lebih tepatnya untuk lebih mengakrabkan saja dalam momen yang tepat. Acaranya datang, makan, mengobrol, main games, bertukar hadiah. Kebanyakan semua party konsepnya seperti itu. Salah satu hal yang menggelikan saat bertukar hadiah, Veronika temanku dari Ukraine mendapatkan hadiah tidak terduga yaitu tes kehamilan. Kami semua hanya tertawa. Dan itu semua adalah Ulah Antonio dari Italia. Antara Halloween dan Christmas ada persamaan yang mencolok, yaitu sama-sama banyak sekali cookies dan juga candies (kue kering dan coklat). Hampir dipastikan setiap rumah membuat 2 item makanan tersebut. Mereka sangat terkejut saat mengetahui aku blm pernah merayakan natal sebelumnya saat di Indonesia. Memang Christmas di Amerika lebih mengarah ke tradisi. Hampir semua merayakannya. Temanku Robert, dia Jewish (Yahudi) tapi dia juga merayakan Christmas. Baru saat aku menjelaskan kalau christmas di Indonesia hanya dirayakan oleh christian saja, sementara aku islam, mereka baru mengerti. Lucu juga, aku berjilbab tapi ada saja yang tidak tahu kalau aku itu muslim. Saat aku menanyakan kenapa harus menggunakan pohon pine untuk christmas tree, bagaimana jika menggunakan pohon yang lain? Mereka hanya menjawab simpel, karena pada saat winter cuma pohon itu saja yang masih tetap hidup dan menghijau. Christmas ini juga mirip dengan Thanksgiving. Momen keluarga sangat kental di dalamnya. Sehari sebelum Christmas, tanggal 24 desember disebut dengan christmas eve. Mirip dengan suasana menjelang lebaran, selama christmas eve dan christmas banyak restoran cepat saji dan pertokoan yang hanya buka setengah hari kemudian tutup lebih awal karena mereka ingin menghabiskan waktu bersama keluarga. Saat christmas eve dan juga christmas-nya (tanggal 25) biasanya ada makan malam bersama keluarga. Menunya hampir sama dengan Thanksgiving. Kalau tidak ham (paha babi) ya turkey (ayam kalkun). Jika mereka menyediakan ham, pasti mereka menyediakan ayam atau yang lainnya untukku karena aku tidak makan semua yang berasal dari babi. Guruku, Mrs. Robinson mengingatkanku untuk tidak tidur di dekat perapian. "Ines, don't sleep near fire place. Santa won't come to your house", katanya sambil bercanda. Pagi harinya saat christmas (25 desember) adalah hari yang paling ditunggu. Karena itu adalah saatnya untuk membuka semua hadiah yang ada di stocking maupun dibawah christmas tree. Masih menggunakan piyama, aku dan Paige berlomba untuk menuju christmas tree dan membuka semua hadiah. Sekedar informasi saja, hadiah-hadiah itu bukan dari Santa (seperti yang ada di cerita) tetapi dari mom. Dengan mudah aku menemukan hadiah natalku karena di atas kado itu, ada namanya ditujukan oleh siapa. Aku juga dapat hadiah natal dari Paige. Aku juga memberi hadiah natal untuk mom dan Paige, bukan aku yang memberi tepatnya Keluargaku di Indonesia (i love them so much) yang mengririmkannya sebagai hadiah natal untuk mereka. Sekarang aku tahu kenapa Christmas menjadi momen yang sangat dicintai oleh orang Amerika karena banyak orang saling bertukar hadiah, makanan berlimpah, momen keluarga untuk berkumpul dan juga mendapat liburan yang cukup panjang. Bayangkan, aku mulai libur tanggal 22 desember dan masuk sekolah lagi mulai tanggal 5 Januari tahun depan.




Minggu, 21 Desember 2008

Asam Manis Final Exam Sebelum Winter Break. Asyiknya Liburan Hingga Tahun Depan

Salah satu hal yang aku suka dari bersekolah di USA adalah banyaknya hari libur. Minggu lalu adalah minggu akhir dari semester satu. Sebelum winter break (Liburan menyambut musim salju, natal dan tahun baru) ada final exam (ujian akhir semester). Tidak semua sekolah menyelenggarakan final exam. Itu tergantung dari school district masing-masing. Jadi gini, umumnya sekolah di USA itu adalah sekolah distrik. Contohnya, aku bersekolah di Fort Zumwalt West yang merupakan salah satu sekolah dari distrik Fort Zumwalt. Selain West, juga ada North, South, dan East. Berbeda dengan Indonesia jika saat ujian semester memakan waktu hingga satu minggu atau lebih, final exam kemarin cuma 3 hari (17-19 desember 2008). Penyelenggaraan final exam ini dibayang-bayangi oleh snow day. Snow day adalah hari libur sekolah karena cuaca yang tidak mendukung terutama jika salju atau pun hujan es yang memburuk dan dianggap membahayakan. Sekolah di USA umumnya memang lebih mengutamakan keselamatan jiwa.

Masih teringat, saat pertengahan September lalu sekolah sempat diliburkan. Karena saat itu ada seorang lelaki muda berusia sekitar 27 tahun yang baru saja menembak mati seorang anak laki-laki usia 12 di state Illinois. Kemudian menurut kabar pria itu lari ke Missouri dan dia diperkirakan berada di O'Fallon disekitar Mexico road. Mexico road adalah jalan yang terletak di daerah sekolahku. Sehingga daerah situ ditutup sementara dan sekolah diliburkan. Tidak sampai tengah hari akhirnya pemuda itu berhasil ditangkap. Jadi bagaimana kita tahu kalau sekolah diliburkan mendadak karena ada snow day atau insiden lainnya? Masalah peliburan mendadak dari sekolah biasanya diumumkan lewat televisi. Pertama kali aku mendapatkan snow day adalah sening lalu (15 desember 2008). Ada sleet (hujan salju bercampur es) yang cukup membahayakan karena jalan menjadi sangat licin. Dan keesokan harinya, saat waktu pulang sekolah siswa yang mengendarai mobil tidak bisa pulang begitu saja. mereka harus membersihkan mobil mereka dulu dari es yang lapisan melekat erat di kaca-kaca mobil. Mereka membersihkannya dengan tongkat panjang yang di salah satu ujungnya itu adalah sikat dan ujung yang lainnya seperti sekop kecil untuk membersihkan lapisan es yang benar-benar melekat kuat. Saat aku mencobanya, benar-benar lapisan es itu melekat kuat. Mengingatkanku saat membersihkan freezer di rumah (Indonesia), maklum kulkas tua. Aku harus sekuat tenaga untuk mencungkil lapisan es yang ada di freezer untuk membersihkannya. Sangat mirip dengan itu semua tetapi jumlah es nya tentu lebih banyak dan jauh lebih dingin.


Kembali ke masalah final exam. Jauh-jauh hari sebelumnya para guru telah memberikan final review, mencakup materi selama satu semester. Dan juga memberikan tugas yang lumayan banyak yang harus diserahkan sebelum final exam. Pembagian jadwal pada final exam untuk hari pertama adalah final exam untuk mata pelajaran jam pertama dan kelima, hari kedua untuk jam kedua dan ketiga, hari terakhir jam keempat dan keenam. Saat hari pertama jadwalku adalah english I dan anatomy. Dengan durasi waktu sekitar 85 menit setiap kelasnya, ujian untuk mata pelajaran bahasa inggris disini sanagt jauh berbeda dengan di Indonesia. Karena semester ini di english I kita lebih banyak belajar tentang cerita fiksi, novel, book talk, materi yang diujikan juga seperti itu. Hanya ada 11 soal dan semuanya adalah essai. Aku beri sedikit gambaran mengenai salah satu soalnya. Di salah satu nomor, kita diminta untuk menjelaskan apa pengertian protagonis dan kita diminta untuk memberikan contoh protagonis di salah satu cerita yang telah kita baca selama semester ini. Tidak terlalu sulit sebenarnya, masalahnya adalah aku sering lupa dengan judul cerita yang telah aku baca. Kita juga diminta untuk membuat descriptive text dengan topik yang sudah disediakan. Kalau di anatomy, lain lagi ceritanya. Pelajaran yang cukup sulit. Anatomy saja sudah cukup sulit apalagi ditambah dengan menggunakan bahasa inggris. Terdiri dari 100 nomor pilihan ganda dan 2 nomor untuk essai semuanya harus selesai dalam waktu 85 menit. Pertanyaan untuk essainya juga bukan pertanyaan biasa karena setiap pertanyaan essai bernilai 30 point. Salah satu contoh adalah kita diminta untuk menjelaskan bagaimana tingkat konsentrasi larutan garam yang akan dimasukkan lewat pembuluh darah, dan kita diminta untuk memberikan 2 kemungkinan jika kita memberikan dosis yang salah serta bagaimana agar larutan itu dapat diserap oleh tubuh ddengan baik. Pertanyaan yang complicated. Pertanyaan essai lainnya aku jawab dengan menggunakan bahasa Indonesia, hopeless tidak bisa mikir lagi bagaimana harus menjawabnya dalam bahasa Inggris. kemungkinannya adalah, aku gagal di final anatomy.
Hari kedua bisa dikatakan santai karena kelas newspaper dan senior facs (family consumer and service). Dua mata pelajaran tersebut merupakan mata pelajaran yang tidak umum ada di Indonesia. tentu saja pasti bertanya-tanya seperti apa ya final examnya? Di kelas newspaper saat final kita malah mengadakan party. Karena untuk finalnya kita hanya diminta membuat artikel yang lebih pribadi tentang seseorang dan mencari hal mana yang kira-kira menarik untuk publik. Dan itu sudah diberikan sebelum final, jadi saat final kita hanya tinggal mengumpulkan artikel saja. Dan aku membahas tentang masalah divorce yang sangat marak di USA. Seharusnya aku membawa lumpia saat party kemarin. Tetapi berhubung aku tidak mendapatkan kulit lumpia, sehingga aku tidak membawa lumpia. Di senior facs hanya menjawab soal dari pilihan ganda yang berhubungan dengan menjahit dan makanan. Seminggu sebelumnya hal yang membuatku geli adalah bagaimana cara kita membersihkan dapur juga jadi pertimbangan penilaian, meliputi pembersihan kabinet, kompor, microwave, dan alat-alat dapur lainnya.
hari terakhir adalah pelajaran pre calculus dan U.S. history. Tidak cukup susah karena jumlah soal di pre calculus hanya berkisar 25 nomor. Aku berhasil mengerjakannya dalam waktu 40 menit. Sementara di U.S. History ada 100 nomor pilihan ganda dan aku bisa mengerjakannya dengan baik. Terbukti final ku kemarin aku mendapatkan 89% , B+, hampir memperoleh A. Hanya di Anatomy nilai terburukku. Satu hal yang positif disini dari para guru adalah mereka mau memompa muridnya agar murid mereka dapat nilai bagus. Dengan cara memberikan review tiap hari, pendekatan intensif, selalu ada di sekolah sebelum sekolah dimulai dan satu jam setelah bel pulang sekolah. Hanya untuk membantu agar siswanya lebih paham dan mendapatkan nilai bagus jika mereka ingin konsultasi atau sekedar menanyakan pe-er. Bagi para guru di Indonesia, semoga hal di atas bisa menjadi inspirasi dan bisa diambil sisi baiknya. Kalau masalah contekan? Tidak ada. Tidak satu pun aku menemukan hal itu. Bisa atau tidak bisa mereka mengerjakan semuanya sendiri. Benar-benar salut. Itulah yang terkadang sering kali kita lupakan. Kita berlomba untuk mendapatkan nilai bagus tapi dengan cara yang salah. Apa kita tidak malu dengan itu semua? Masih belum terlambat untuk berubah menjadi lebih baik. Dan aku akan kembali lagi ke sekolah tahun depan tanggal 5 Januari 2009. Liburan yang cukup panjang. Selamat ujian kalau sekolah kalian saat ini sedang menempuh ujian semester.
Party Saat Final Exam di Newspaper Production

Sabtu, 13 Desember 2008

Hari Raya Idul Adha yang Gagal

Hanya ada satu kata, menyesal, karena telah melewatkan momen spesial yang tidak akan terulang lagi. 8 Desember lalu merupakan hari raya umat Islam, yaitu Idul Adha. Bukan berarti aku lupa akan hari raya Idul Adha. Bahkan sehari sebelumnya (7 Desember 2008) aku menjalankan puasa Arafah. Ada sesuatu hal yang cukup menggelikan yang akan ku ceritakan di sini. Hari Senin pagi, aku sudah bersiap untuk berangkat ke masjid. Hari Jum'at, satu minggu sebelumnya (5 Desember 2008) aku sudah "pamit" kepada guru dan juga minta tugas ekstra karena pada hari Senin aku akan bolos sekolah untuk melaksanakan sholat ied. Oleh karena itu, hari Jum'at (5 Desember 2008) aku berada di sekolah sampai malam untuk mengerjakan artikel ku untuk newspaper yang dikejar dateline. Sekitar pukul 8.15 am, aku berangkat dari rumah menuju ke Masjid Daar-al-Islam, masjid yang sama dimana dulu aku melaksanakan sholat ied saat idul fitri dengan diantar mom dan Paige (host sister) yang kebetulan sambil sekalian jalan Paige harus kontrol ke dokter masalah tyroid-nya. Ada perasaan sedikit tidak enak berkecamuk di hati, tapi aku menepisnya dan mengatakan mungkin itu efek dari aku kurang tidur. Sekitar 40 menit kemudian hampir sampai di tempat tujuan. Yang membuatku sedikit heran adalah kenapa perempatan yang baru saja ku lewati tampak cukup lengang? Aku masih ingat saat Idul Fitri lalu perempatan itu cukup ramai. Muncul kekhawatiran dalam benak ku. Yang terpikirkan waktu itu adalah apa aku datang terlambat? Sehingga mungkin sholat ied-nya sudah dimulai. Aku sempat menengok Gereja Katolik yang letaknya sebelum masjid dan ternyata Gereja itu cukup ramai oleh orang. Ada semacam perayaan juga rupanya. Saat mobil yang ku tumpangi meluncur mendekati masjid, sambil meraih tas yang aku letakkan di bawah jok, aku hanya bisa terlongok kaget dengan mulut terbuka saat aku melihat pelataran masjid yang lengang dan sepi. Saat mobil berputar dan masuk ke pelataran masjid, barulah jelas terbaca apa yang ada di papan pengumuman yang menjelaskan bahwa sholat idul adha dilaksanakan di convention center di St. Charles pukul 9.15 am (Sebenarnya St. Charles relatf lebih dekat dengan O Fallon, sekitar 20 menit). Aku hanya bisa melongo, tidak bisa menutupi kekecewaan ku. Mau bagaimana lagi. Aku telah melewatkan momen besar itu. Mau ke St. Charles juga sudah nggak mungkin, waktunya mepet ditambah lagi Paige ada janji dengan dokter jam 9.30 pm. Yang membuatku benar-benar menyesal adalah semua itu karena kesalahpahaman. Karena sebelumnya aku mengontak pak Landung untuk mengetahui dengan pasti kapan dan dimana diselenggarakannya sholat ied. beliau kemudian mengirimkan balasan bahwa sholat ied akan dilaksanakan di convention center seperti tahun-tahun sebelumnya. Sementara beliau sendiri akan melaksanakan sholat ied di masjid Bilal di down town yang diselenggarakan pukul 8 am karena beliau sudah harus ke kantor pukul 10 am. Nah, bulan desember memang bulan sibuk terutama mom yang seorang hair dresser harus berulang kali mengatur jadwal. Malam hari sebelum hari senin, aku menceritakan isi email dari Pak Landung ke mom dan mengatakan bahwa sholatnya di convention center. Tapi mom bilang, dia tidak tahu tempat itu dimana. Makanya dia bilang tidak apa- apa mengantar ku sampai ke St. Louis, meski itu relatif lebih jauh. Nah setelah mom membaca pengumuman di masjid itu, baru akhirnya dia bertanya kenapa kok ibadahnya di hall convention center? karena setahu mom (karena mom christian) kalau mereka ibadah ya di Gereja karena setahu mom di daerah Convention Center itu tidak ada masjid. Baru aku menjelaskan kalau sholat ied itu terkadang masjidnya tidak muat untuk menampung semua jemaah, makanya terkadang dilakukan di tempat yang lebih luas, barulah mom mengerti dan mengatakan kepadaku bahwa dia tahu sebenarnya letak Convention Center, tapi mom mengiranya ada masjid di daerah convention center makanya dia bilang tidak tahu. Olala. jadilah hari raya idul fitri kemarin aku menghabiskan waktu dengan mengantar paige ke dokter, kemudian lunch di St. Louis Bread Co. Mereka mencoba menghiburku dengan mengatakan aku tidak perlu sedih karena telah melewatkan hari raya idul fitri karena sebentar lagi christmas dan aku bisa merayakan christmas bareng mereka. aku hanya tersenyum mendengarnya. Meski aku tidak mengikuti sholat ied itu, bukan berarti aku tidak mencari tahu apakah tradisi Idul Adha di Amerika sama dengan di Indonesia? bagaimana dengan hewan kurban? Menurut penuturan Pak Landung via telepon, idul adha di amerika jauh lebih meriah dibanding idul fitri. sangat jauh terbalik dengan di indonesia karena di sini (amerika) muslimnya kebannyakan dari timur tengah. hewan kurban pastinya ada, tapi itu tidak disembelih di daerah sini (sekitar St. Louis) tetapi di daerah lain. Dan itu juga dibagikan kepada masyarakat Amerika yang membutuhkan (catatan: tidak semua masyarakat Amerika itu kaya). Tetapi Pak Landung tidak tahu dengan pasti bagaimana proses pembagian daging kurban itu. Lebih jauh lagi beliau menceritakan bahwa bagi orang indonesia yang berkurban biasanya kurbannya dikirimkan ke Indonesia. Jadi dalam bentuk uang itu dikirim ke Indonesia kemudian dibelikan hewan kurban di Indonesia. Ada suatu organisasi orang indonesia muslim yang tinggal di Amerika, IMSA (Indonesian Muslim Society in America). Nah organisasi itu yang mengumpulkan uang kurban dan kemudian mengirimkannya ke Indonesia. Kemudian di Indonesia, mereka mempercayakan itu semua ke PKPU (Pos keadilan Peduli Umat).

Senin, 08 Desember 2008

Happy Sweet 18 INES





Tepat tanggal 3 Desember kemarin, aku genap 18 tahun. usia keramat atau usia spesial bagi orang Amerika. seperti halnya kalau di Indonesia, usia 17 adalah hal yang "wah". jadi dalam hidupku aku mengalami 2x pergantian usia fantastis. yaitu 17 tahun saat di indonesia dan 18 tahun saat di amerika. saat aku menanyakan kenapa usia 18 menjadi usia spesial di amerika, mereka menjawab karena di usia itu mereka mendapatkan hak vote. selain itu juga mereka dianggap lebih dewasa dan bisa pergi ke porn shop. ngomong-ngomong tentang porn shop, beberapa temanku yang usianya sudah 18 sempat menawarkan aku untuk pergi kesana. tapi ketika mom tahu tentang itu dia bilang, "no porn shop. i won't let you go there". yah jadi nggak bisa ke sana. padahal sebenarnya penasaran. isinya kira-kira apa. karena di Indonesia kan tidak ada yang namanya porn shop secara terang-terangan. kalau ada, bakal digerebek. salah satu hal yang cukup membuatku terkejut pada pagi harinya adalah saat jam pertama beberapa temanku datang sambil membawa beberpa balon besar. ya, itu seperti tradisi bagi remaja amerika barang siapa yang ulang tahun pada hari itu dan dia mendapat balon dari temannya, maka sepanjang hari dia harus membawa balon itu di sekolah. saat lunch, dari kelas ke kelas juga harus terus dibawa. tentu saja semua orang jadi tahu kalau itu adalah hari ulang tahun kita. entah berapa puluh orang yang mengucapkan selamat ulang tahun pada ku dan tragisnya aku nggak tahu mereka itu siapa. yang paling mengharukan lagi di kelas english I dimana semua classmates ku adalah freshman, menyanyikan lagu happy birthday dengan amat sangat semangat. kemudian di kelas senior facs juga mereka menyanyikan happy birthday buatku. belum cukup sampai di situ, saat lunch juga teman satu meja ku menyanyikan happy birthday juga sampai teriak dan gedor meja. benar-benar pengalaman tak terlupakan.