Senin, 01 Juni 2009

Hari terakhir di bulan mei

baru sampai rumah setelah orientasi tanggal 29-31 kemarin. melelahkan. 28 hari lagi sebelum meninggalkan missouri. Amerika itu biasa-biasa saja. jangan tanya yang aneh-aneh atau macam-macam yang liburan ke sinilah ke situlah. aku nggak kemana-kemana kecuali paling muter-muter daerah O'Fallon-St.Louis-St.Charles. udah gitu aja. kadang iri dengan exchange student lainnya yang punya kesempatan bisa ngelihat ke sana ke situ bisa jalan-jalan ke tempat ini itu. memang setiap orang punya keberuntungan sendiri-sendiri. siapa sih yang nggak pingin ke NY, disneyland, dsb yang benar-benar khas Amrik? aku juga pingin. tapi kan nggak semua keinginan kita bisa terwujud bukan? kita harus legawa menerima keadaan dan bersyukur, itu yang susah. susah banget. aku cuma merasa lebih cepat waktu pulang lebih baik karena aku nggak akan mampus karena bosan sementara setiap hari selalu mendengar si ini si itu ke sana kemari. host fam aku biasa saja. host sister seringan sibuk sendiri kesana kemari. kalaupun di rumah juga palingan ma pacarnya mulu. meskipun aku diajak keluar gimana pun aku tetap orang Indonesia. aku tau diri juga dong, nggak enak ngrecokin. aku juga nggak nyaman diantara orang berduaan yang pacaran yang selalu mengumbar ciuman, setahun di Amrik dan melihat hal itu setiap hari tidak membuatku menjadikan ciuman adalah hal wajar dan lumrah dan aku bisa maklum. tetap...aku gak bisa menerima itu semua, aku malu neglihat itu semua. host mom sebagai hairdresser sibuk selalu. kalau di rumah ya aktifitas ma anjingnya atau nggak telepon ria. untuk komunikasi memang ada tapi seringnya aku nggak mau ganggu privasi dia. karena aku tahu dia capek. soalnya ini yang lucu masaknya cuma waktu dinner aja dan itu cuma 3x seminggu (senin, rabu, minggu) karena pada hari itu dia nggak kerja. sempat kaget saat dia masak sampai 4x seminggu, gak biasanya. memang kebiasaan orang disini gitu semua serba praktis. masaknya sekali langsung banyak terus disimpan di kulkas buat dimakan selanjutnya. saat aku tahu di orientasi lagi-lagi aku menelan ludah kebanyakan mereka cerita kalau sering makan di rumah karena mom nya mesti masak tiap malam untuk dinner. kenapa dinner mesti masaknya? pagi paling cuma sarapannya yang cepet seperti sereal, waffle, pancake, itu pun siap saji. sementara siang buat lunch tinggal bikin sandwich. jadi makan utamanya tiap dinner aja.
hostfam lain sibuk vacation bersama exchange student nya sementara aku cuma stay di rumah, apa seperti itu mau aku? nggak aku juga pingin jalan-jalan. ingin juga ikut AFS trip, tapi mahal biayanya, $1200, aku nggak punya uang sebanyak itu dan jika aku punya aku akan gunain untuk hal yang lebih penting dibanding jalan-jalan. keadaanku disini seperti itulah dan kenapa orang tetap mengira kalau aku disini cuma have fun? nggak seperti itu dan why do you guys expect more from me?
aku cuma anak desa yang sederhana. beberapa hari yang lalu aku sempat mikir, do i ever ask a favor like teenagers do? bahkan seingatku aku nggak pernah ngerengek minta dibelikan baju ke orang tua kalau mereka nggak membelikan. prinsipku adalah jika tidak dikasih ya sudah syukuri saja yang aku miliki banyak orang lain yang jauh dibawahku dan aku mesti bersyukur.
Bersyukur, legawa, menerima keadaan. Itu sangat tidak mudah, susah. Kenapa manusia mesti protes terus ya? Aku nggak ngerti. Itukah sifat asli manusia? Maksud aku curhat saat orientasi betapa aku merasa bosan setelah sekolah selesai. Dan jawaban mereka pun sebenarnya aku tahu dan mereka nggak perlu ngasih tahu lagi, “You can call your friend to hang out with them, call your liaison to take you somewhere, do some volunteering work.” Hang out with my friend. It sounds interesting but do you know what I feel since I was a little. Teman itu apa? Serasa nggak punya teman dan aku punya dunia sendiri. Dunia khayalku yang aku bisa jadi apa pun yang aku mau. Meski temanku banyak aku nggak tahu. Hanya satu yang di kepalaku, mereka nggak ikhlas berteman denganku. Aku judes, galak, nggak bisa senyum, nggak bisa basa-basi, untung saja otak ku lumayan encer. Kalau otak ku nggak encer pasti aku nggak bakalan punya teman. Maka dari itu banyak yang bilang aku rajin belajar Cuma karena apa? Aku pingin tetep bisa pinter karena sebenarnya aku takut jika aku nggak pinter lagi aku nggak akan punya teman. Terbukti disini, di USA otakku lumayan encer juga terutama masalah pengetahuan umum, science dan matematika. Banyak teman yang datang buat ngobrol atau sekedar say hi. Tapi setelah sekolah selesai dan ujian selesai ya udah mereka tinggal berlalu begitu saja. Hilang tidak ada kabarnya. Karena apa aku selalu menegerjakan tugas yang seabrek bahkan aku selalu selesai dengan itu semua sebelum waktunya untuk dikumpulkan. Aku jauh lebih pintar dari mereka bahkna dari host sister yang sering ngopy tugas A&P ku dan dia dapat cumlaude? Aku nggak lagi protes gak dapat medali. Karena bersyukur bisa mengikuti graduation ceremony dan mendapat honorary diploma. Medali itu berarti besar buat aku. Aku merasa apa yang aku kerjakan apa yang aku peroleh tidak cukup dihargai. Aku tahu tujuan itu semua agar aku tidak sombong karena menurut orang tua ku sendiri aku ada bakat untuk sombong. Tapi aku juga pingin untuk sekali apa yang aku kerjakan murni atas usahaku bisa dihargai. Bisa mendapat scholarship ke amrik dibilang “Selamat ya tapi ingat jangan somobong hal berangkat ke luar negeri ini bukan apa-apa lagi. Lihat pakde mu juga dapat S3 dr England, orang tua mu juga dua-duanya pernah ke luar negeri dapat beasiswa lagi, kalau mau dibanggakan dibanggakan seperti apa? Tidakkah malu nantinya? Jadi bersikaplah biasa saja.” Bagus maksud tujuannya agar aku selalu rendah hati dan aku tahu itu. Tapi tahukah mereka kalau itu juga yang membuat aku menjadi flat dan tidak berperasaan?
Aku suka tinggal disini, aku suka hostfamku, aku suka teman-temanku. Aku Cuma merasa manusia biasa saja. Nothing special.bisakah mereka menyisakan waktu sedikit saja buatku? Aku di USA sini nggak selamnya dan aku sebentar lagi mau pergi, kemungkinan kembali ke USA sini kecil. Seperti yang kata orang gunakan kesempatanmu sebaik mungkin aku juga pingin mumpung di USA gimana gitu kemana kek. Dan wahai kakak chapter, masihkah kau expect berlebih dengan prejudice berlebihanmu bahwa aku disini sangat bahagia dan selalu mengatakan aku kurang bersyukur? Aku nggak negluh ini hanya curahan. Mungkin anda sendiri yang mempunyai sudut pandang beda akan makna bersyukur. Aku tidak tahu.
Hang out ma teman disini aku tidak terlalu suka, mereka hanya keluyuran ke sana kemari paling ujungnya nongkrong di rumah teman dan ngobrol topic yang aku nggak tahu. Sejak di Indonesia aku memang nggak nyambung jika ngomong dengan yang sebaya aku lebih nyaman ngobrol dengan yang lebih tua karena lebih nyambung. Teman-teman disini mengira aku sangat bodoh karena kemampuan bahasa ku lemah memakai jilbab lagi. So what? Itu pilihan aku. Jika mereka akan lebih open dan welcome jika aku nggak pakai, lupakan aja mendingan aku nggak hang out sama mereka. Meski pun pakai jilbab ni suruhan bu de ku sebenarnya (maaf aku bohong jika aku selalu bilang ini kehendak sendiri) karena sepupu ku protes ingin lepas jilbab gar-gara aku nggak paaki. Aku ga punya pilihan lain, aku saying banget ma pakde dan bude ku itu. Mereka sangat baik aku nggak mau ngecewain mereka, terpaksa aku pakai, tapi aku tipe orang yang cukup berkomitmen. Sekali komitmen pakai ya aku pakai nggak akan dilepas. Selain itu teman-teman disini suka banget ngomongin dibelakang menjelekkan satu sama lain. Aku nggak suka itu, begitu mirisnya mereka bilang jelek dibelakang padahal dia itu teman baiknya eh setelah itu pergi ke rumahnya dan bilang I love you juga terus bilang jelek lagi tentang itu orang. Aku nggak cocok temenan ma mereka…..apalagi untuk hang out kesannya kalau ma mereka aku kayak orang bego karena nggak ngomong apa-apa karena aku nggak suka. Aku nggak bakalan ngomong ke orang kalau aku nggak suka……. Telpon liaison…..apa aku punya liaison? Sudah nggak pernah kontak lagi dianya sibuk sendiri. Yang janji ini itu juga nggak ditepati. Dulu janjian ketemuan di rumah itu eh justru dia ny nggak datang. Aku juga pingin ngerjain volunteer. Transportasi kendalanya. O’Fallon tu daerah suburban nggak ada angkutan siapa yang bisa nganterin aku ke sana coba…..mom aku sibuk…sister sibuk sendiri kalau nggak kelayapan terus ma temannya kadang sampai nginep di rumah temannya. Dulu minta antar ke toko india sepulang sekolah yang Cuma 5 menit dari rumah aja bilang, “Please try to ask mom”. Teman disini semua model hura-hura, aku nggak bisa model gitu bersenang-senang seolah-olah muda n hidup selamnya. Sementara aku ingat lagi beberapa rumah tetangga dari gedek jebol lagi n nggak punya WC, duit Cuma buat makan. Mana bisa aku ngikutin hura-hura? Aku juga tahu kalau sister lbih suka ma exchange student lainnya dibanding aku karena mereka lebih bisa open dan enak diajak fun. Begini susahnya mempertahankan prinsip, semoga aku kuat sampai akhir.
Aku pingin bisa special di mata orang lain, tapi nggak pernah karena aku nggak special. Aku ke amrik bukan untukk jalan-jalan tetapi untuk belajar budaya amerika itu seperti apa (meskipun organisasi bilang sebagai misi perdamaian dunia, memperkenalkan budaya, memperbaiki citra islam di mata amerika dsb tetapi yang justru ku rasakan adalah sebenarnya amerika sendiri yang pelan-pelan memaksa kita belajar budayanya. Kita disini otomatis belajar budaya amerika tidak mungkin orang amerika yang belajar budaya kita).
Tulisan ini sebagai pelepas stress saja setelah lama sekali apa yang aku pendam aku rasakan sendiri tanpa ada yang tahu. Aku Cuma butuh seseorang yang diajak ngomong dan bisa ngerti serta kasih masukan berdasar usia ku sekarang. Aku sayang banget ma mas ku satu-satunya. Tapi apakah dia tahu dia nggak pernah punya waktu buatku? Pernahkah dia sms Tanya gimana kabarku. Dia kulliah psikologi tentu tahu banyak masalah kejiwaan, aku pingin curhat tapi apa dia peduli? Aku cinta dia apa dia tahu? Aku jeles aku protes sebenarnya. Setelah punya pacar apa seperti itu? Kalau pulang ke rumah palingan tidur, nonton tv. Pernahkah Tanya kabar ku gimana?
Aku sebenarnya nggak cuek, cuek tampak di luar untuk melindungi diri agar tidak tampak lemah. Aku penakut, aku cengeng juga sebenarnya. Nggak ada yang tahu kan? Image cewek kuat dan tegar terlalu melekat di pikiran. Aku pingin tidur sekarang. Tidur dan pergi ke dunia dimana aku bisa menjadi diriku. Bebas mengekspresikan perasaanku, bebas berteriak kegirangan saat aku senang, bebas menangis dengan keras seperti bayi saat aku sedih. Mungkin itulah alas an aku menyukai kura-kura. Kura-kura punya tempurung yang dimana dia bisa menyembunyikan badannya. Aku juga pingin seperti itu sesuatu yang bisa menyembunyikanku dari apa pun, sesuatu yang bisa memberiku rasa perlindungan. Mimpi cepatlah datang dan singgah di tidurku.

1 komentar:

Ines Latifah mengatakan...

i can understand even before u say sorry. don't worry i'm a tough girl. i love u