Rabu, 29 Oktober 2008
Six Flags, Rajanya Roller Coaster
Kamis, 23 Oktober 2008
Jalan-Jalan, PUMPKIN PATH
Sabtu, 18 Oktober 2008
Asyiknya Camping ala Amerika
Minggu lalu (10-12 Oktober 2008) adalah weekend yang berkesan. Karena itu pertama kalinya kami, para exchange students yang bearada di area Gateway Missouri berkumpul kembali. Ya kami harus menjalani kegiatan yang dinamakan orientasi. Orientasi ini dilaksanakan di Camp Point yang ada di danau Ozark. Sekitar 3 jam dari O’Fallon. Jadi orientasi ini bertujuan untuk memantau sejauh mana perkembangan para exchange student, apa mereka ada masalah dengan keluarga, sekolah, teman, dll. Semacam sharing lah. Juga untuk mempersiapkan kondisi para exchange students yang mungkin akan mengalami culture shock atau pun homesick dalam waktu dekat ini. Dalam bayanganku yang dinamakan camping itu, kita sam-sama mendirikan tenda dan kemudian tidur juga di tenda tersebut. Eh, ternyata aku salah. Camp Point yang ada di danau Ozark itu ternyata memang didesain khusus untuk camping, karena terletak di dekat danau dan di tengah hutan lindung. Jadi banyak juga hewan liar yang dapat dijumpai dengan mudahnya seperti tupai, ular, rusa, dan juga burung-burung yang aku tidak tahu namanya. Ada sekitar 6 bangunan terpisah yang dapat menampung 20 orang tiap bangunan. Dalam tiap-tiap bangunan tersebut dilengkapi dengan tempat tidur dan matras. Ada kamar mandi juga. Mirip-mirip dengan barak-lah. Kemudian ada satu bangunan yang lebih besar. Ternyata bangunan itu adalah ruang makan yang sangat luas beserta dapur yang peralatannya juga sangat lengkap. Wah kalau gini sih bukan camping namanya, cuma pindah tidur doank, pikirku saat itu. Habis, semuanya serba enak, apalagi makanannya, berlimpah. Hari I (10 oktober) belum ada kegiatan yang berarti karena sekitar pukul 10 malam kita semua baru sampai di tempat tujuan. Cuma pembagian jadwal piket. Yang beda disini adalah kita benar-benar talk together walk together. Semuanya dikerjakan secara bersama-sama. Rasa kebersamaan dan kekeluargaan sangat besar disini. Jujur, aku nggak pernah merasakan ini sebelumnya di Indonesia. Nah acara sesungguhnya dimulai keesokan harinya. Setelah sarapan, selanjutnya adalah pembagian grup dan kita mulai cerita dengan kehidupan kita sekarang. Tiap grup didampingi oleh 3 orang group leaders dimana group leaders ini adalah volunteer sejati di AFS Gateway Missouri. Aku bertemu dengan pasangan volunteer suami istri. Mereka adalah Phill dan Bonnie. Mereka benar-benar membuatku terharu karena pada saat orientasi kemarin mereka menggunkan kaos bertuliskan “I’ve been to Indonesia. Ask me more about it”. Dan ternyata mereka memang sudah 3-4 kali berkunjung ke Indonesia. Phill dulunya adalah foreign exchange juga. Dia dulu ke Filipina. Sekarang, dia telah berkunjung ke 104 negara sementara Bonnie, istri Phill sudah sekitar 102 negara. Bonnie juga seorang penulis. Sudah lebih dari 20 buku yang dia tulis. Bahkan buku pelajaran ku di quarter ini di International Cooking Class juga Bonnie yang menulisnya. Aku benar-benar beruntung dapat bergabung di AFS. Selain banyak pengalaman yang ku dapatkan, juga aku bertemu dengan orang-orang penting yang tentu saja memotivasi aku untuk melakukan hal yang lebih baik lagi dan juga dapat belajar langsung dari mereka. Sesi bincang-bincang dengan group leaders dibagi menjadi 3 sesi pada hari itu. Malam harinya ada tradisi khas camping Indonesia yang juga dapat kurasakan disini, yaitu api unggun. Nah yang membuat sedikit beda jika di Indonesia acara api unggun diselingi dengan membakar jagung, singkong dsb disini diganti dengan marshmallow. Marshmallow itu sejenis makanan ringan yang berstektur seperti busa, lembut, dan manis karena terbuat dari campuran gula atau sirup jagung, putih telur, gelatin, dan bahan perasa yang dikocok hingga mengembang. Cara makan marshmallow yang paling popular adalah dipanggang di atas api langsung hingga bagian luarnya mengalami karamelisasi dan bagian dalamnya menjadi sedikit meleleh. Itulah sebabnya di sini api unggun identik sekali dengan marsmallow. Tapi aku tidak bisa merasakan marshmallow disini karena terbuat dari gelatin. Umumnya gelatin di Negara Eropa dan Amerika terbuat dari tulang babi, sehingga aku tidak bisa menikmatinya. Ada banyak makanan yang salah satu bahannya adalah gelatin, sehingga aku harus tetap cermat dan waspada. Keesokan harinya acara dilanjutkan dengan games yang benar-benar menantang adrenalin dan diperlukan kerja sama. Kami semua, (44 orang) diberi tantangan untuk melewati dinding yang mirip terbuat dari terpal plastic yang diikatkan membentang di dua pohon. Tinggi dindingnya sekitar 3 meter. Kami semua harus melewati dinding itu. Kami harus berpikir keras bagaimana kami semua dapat berhasil melewati dinding itu. Kami diperbolehkan berdiskusi tetapi syaratnya tidak boleh bersuara sama sekali. Sekali lagi yang membuat lucu adalah kami diskusi dengan bahasa tarsan, alias tanpa bicara. Tapi akhirnya kami semua berhasil melewati dinding tersebut dalam waktu yang tidak terlalu lama. Caranya, cowok yang badannya gede dan kuat membantu teman-temannya yang lain untuk memanjat dinding tersebut dengan cara mengangkatnya. Mirip adegan di cheerleader yang biasa aku lihat saat Paige latihan cheer. Dan cara itu terbukti cukup efektif. Satu hal yang ku pelajari dari games tersebut selain team work adalah bahwa terkadang terlalu banyak mengemukakan pendapat tidak selalu menyelesaikan masalah. Dalam artian lebih baik jika praktek langsung, diterapkan secara langsung. Aku tidak yakin jika dalam diskusi bagaimana untuk melewati dinding itu kita diperbolehkan bicara, akan dapat cepat terselesaikan karena bakal banyak anak yang berebut ngomong, menganggap pendapatnya paling benar. Benar-benar weekend yang mengasyikkan.karena staf AFS di Missouri ini menjelaskan bahwa hanya di Gateway Missouri yang mengadakan acara camping dan juga sharing seperti ini. Akan ada camping lagi tahun depan pada bulan Januari dan juga bulan Mei sebelum kita kembali ke Negara masing-masing. Sebelum kita pulang ke rumah masing-masing, kita berfoto bersama. Dan bukan hanya para exchange students saja yang mendapat pembekalan orientasi. Keluarga pamong juga mendapatkan orientasi. Hanya saja orientasinya Cuma pada hari Minggu 12 Oktober saja. Di orientasi khusus orang tua juga membahas bagaimana perkembangan exchange students. Apa ada masalah atau tidak. Diane, staf AFS cerita kepada ku selama orientasi khusus orang tua mom cerita bahwa selama ini tidak mengalami masalah yang berarti dengan ku meskipun ini adalah pengalaman pertama mom dalam meng-hosting exchange student. Masih menurut cerita Diane lagi, mom sangat bangga dan berkesan ke aku saat aku berhasil menepis rasa takut ku terhadap anjing dalam waktu 2 minggu. Bahkan setelah itu aku juga jalan-jalan dengan Ollie, anjing mom jenis beagle. Yah dalam tempo waktu yang cukup singkat (2 bulan) aku berhasil menepis rasa takutku terhadap anjing (binatang berbulu), renang, dan juga ketinggian.
Kamis, 09 Oktober 2008
Banyak Kebetulan yang Tak Terduga
Nggak ada takbir seperti umumnya di Indonesia saat Ramadan berakhir. Nggak ada keramaian apa pun. Ya seperti hari-hari biasa saja. Tapi aku tetap bias mendengarkan takbir. Lho kok bias gimana caranya? Jadi gini, exchange students dari Indonesia membuat milist, sehingga kami tetap bias keep in touch. Ada salah satu teman yang mengirimkan suara takbir. Jadi aku dengerin tuh takbir lewat laptop. Meskipun di Negara yang mayoritas penduduknya bukan muslim tapi aku tetap bias mendengarkan takbir kan, nggak ada bedanya dengan di Indonesia. Ya sebagai exchange student yang jauh dari keluarga, teman, community, memang harus pintar-pintar menghibur diri. Take it easy. Kalau nggak gitu, stress mulu adanya, homesick.
Aku nggak menyangka kalau masjid yang akan ku tuju adalah masjid besar. Ada kubahnya juga. Yang menakjubkan terletak di samping gereja. Letaknya memang lumayan jauh dari rumah. Antara 30-40 menit. Masjidnya ada di St. Louis, metropolitannya Missouri. Sholat ied nya disini dimulai pukul 09.00. untuk mengantisipasi kemungkinan yang tidak diinginkan, kami berangkat dari rumah pukul 08.15. mom cukup mengkhawatirkan aku karena aku tidak mengenal siapapun di masjid itu. Makanya beliau menyempatkan bicara dengan laki-laki yang ada di depan pintu masjid (sepertinya dia pengurus masjid) dan menitipkan aku seraya menjelaskan bahwa aku exchange student dan tidak mengenal siapa-siapa di masjid ini. Oleh laki-laki itu aku dibawa ke lantai atas tempat dimana jamaah wanita berada. Kemudian bapak itu menitipkan aku ke seorang wanita yang juga kelihatannya pengurus masjid itu. Saat aku bicara dengan wanita itu, tiba-tiba aku mendengar suara, “Hey, Indonesia sini”. Aku mencari sumber suara itu. Dan betapa kagetnya saat aku melihat ada orang Indonesia di sini. Akhirnya aku pun bergabung dengan mereka.
Penasaran, aku tanya bu Rita (orang Indonesia yang memanggilku tadi), bagaimana mereka bias tahu kalau aku orang Indonesia. Apa karena wajahku tipe Asia? Tapi kebanyakan jamaah di masjid memang multi etnis, multi Negara. Beliau menjawab gara-gara pin yang aku pakai. Memang saat itu aku memakai pin Bendera Indonesia ditambah rok batik. Wah ternyata aku pintar juga, gara-gara pin itu aku ketemu orang Indonesia.
Ibadah sholat ied berakhir pukul 10.30. ada yang sedikit beda dengan sholat ied disini. Sama-sama 2 rokaat, tapi pada rokaat pertama cuma takbir 5 kali. Dan pada rokaat kedua sebelum rukuk takbir juga sebanyak 5 kali. Membuatku bingung karena tidak terbiasa dan tidak bias khusyuk karena terheran-heran.
Selepas sholat, ibu Rita mengundang untuk mampir ke rumahnya dulu. Beliau tinggal dekat masjid. Sekitar 5 menit naik mobil sampai lah. Setelah izin mom, aku pun turut serta dengan beliau beserta 3 orang anak mereka. Pak Arif dan bu Rita ini sudah tinggal selama 8 tahun. Di rumah mereka juga berkumpul 2 keluarga yang lain yaitu keluarga Pak Nur dan keluarga Pak Iwan. Dari merekalah aku tahu kalau juga ada orang Nganjuk yang menetap di Missouri. Pak Landung namanya. Wah, betapa terkejutnya aku. Benar-benar tidak menyangka. It’s a small world after all, isn’t?
Makanan khas lebaran juga ada di sini. Jadi bagi pembaca dan redaksi yang merasa kasihan kepada ku dan sering kali pamer makanan lebaran, jangan salah. Aku juga menikmati itu. Ada emping melinjo, pastel kering. Untuk menu makanannya adalah lontong (bungkus plastik), sayur lodeh terong dan labu, opor ayam dengan tahu (aku duga tuh tahu ada formalinnya. Kerasa sekali, kenyal banget, mungkin made in Indonesia kali ya dicampur formalin), dan sambal goreng hati lengkap dengan pete. Aku nggak suka pete, tapi pingin juga ngrasain pete in USA. Rasanya sih sama. Cuma baunya tidak terlalu menyengat. Aku sih sudah nggak tahu malu lagi meskipun baru kenal. Makan sampai kenyang, kebetulan perut lapar, jadi ya klop. Ada kebetulan lain lagi selain aku mendengar kabar kalau ada orang Nganjuk disini, yaitu ternyata rumah bu Rita dan pak Arif ini satu kompleks dengan apartemen Bryan (anak pertama mom). Jadi mom nggak kesulitan untuk menjemputku.
Waktu di rumah aku cerita banyak ke mom dan Paige terutama tentang makanan yang aku makan. Dan mau tahu reaksi mereka saat aku cerita aku makan hati sapi? Mereka terlongok kaget dengan muka ngeri dan sedikit jijik. Aku hanya ketawa saja melihatnya. Maklum jeroan (organ dalam) nggak dimakan disini. Cuma benar-benar daging saja yang dimakan. Misalnya ni, ayam saja yang diambil cuma bagian dada. Bagian yang lain? Nggak tahu tuh dikemanakan. Dibuang atau mungkin dijadikan makanan anjing? Wah gila, berarti kalau selama ini aku suka banget ma sayap ayam dan ceker, jatah si anjing yang ku makan. Jadi nggak ada bedanya donk antara aku dengan anjing?
Hal-Hal Bodoh yang Pernah Ku Lakukan di USA
11 Agustus 2008
tepatnya sehari setelah kedatangan ku di USA, saat orientasi. karena aku capek berat dan malas banget keluar, malam hari pada saat hari kedatangan ku (10 Austus 2008), aku memutuskan untuk tinggal di kamar, istirahat jaga kondisi. nah teman-teman banyak yang pada keluar. tahu tuh pada ngapain ngobrol-ngobrol gitu kayaknya. aku sekamar dengan Dinda (indonesia), Sarah (Mesir) dan Ecem (Turki). kebetulan ada Dinda makanya aku bilang ke dia "nitip pengumuman". dan Dinda cerita kalau besok (11 Agustus 2008) akan ada acara jalan-jalan ke Duta Besar Indonesia, Lincoln Memorial, dan Union Station. kita diharapkan memakai pakaian tradisional. nah pakaian tradisional itu dipikiranku ya kebaya itu. aku dan Dinda pun akhirnya memakai pakaian kebaya pada hari-H. aku lihat teman-teman ku yang lain. mereka pada santai banget (dari negara lain) cuma pakai jeans dan t-shirt. sementara yang dari Indonesia, kebanyakan pakai batik. spontan aku dan Dinda jadi bahan ketawaan. "lho, bukannya pakaian tradisional". batik kan juga pakaian tadisional, masak mau jalan-jalan di tempat panas pakai kebaya. ya ampun benar-benar jadi sumber perhatian. mana tahu nggak si kebaya nya tuh benar-benar kebaya yang show off penuh dengan bling-bling ditambah sepatu kets sebagai alas kaki. sapa yang ga ketawa coba? benar-benar menjadi pusat perhatian. yang namanya lincoln memorial tuh luas banget, panas juga. pake jarik bawahannya kan ribet, terpaksa harus nyincing-nyincing (ngangkat-ngangkat). lihat tuh di foto, malu-maluin kan.
13 Agustus 2008
wow, hari pertama tiba di Missouri langsung ada orientasi gateway missouri. fatal juga ni kesalahannya, coz efeknya sampai sekarang. saat itu kami (aku, Hady (mesir) n Supriya (India)) termasuk yang paling awal datangnya. diajak jalan-jalan dulu makan es krim. gila..... everything in USA is BIG!!!! ees krimnya jumbo. kalau di Indonesia buat 4 orang tuh. Supriya cuma geleng-geleng kepala lihat es krimnya. Hady cuma bengong, akunya kaget sekaligus senang. strawberry es krim favoritku dengan sponge cake plus sirup strawberry dengan potongan buah strawberry. dan diantara 3 konsestan tersebut, akulah yang berhasil menyelesaikan es krim tanpa sisa. makanya dapat julukan "Vacuum Cleaner", gila nggak tuh, sampai sekarang tuh julukan masih nempel saja. mereka heran terbengong-bengong. ya iyalah, secara aku kan struktur tubuhnya kecil, kurus bagi mereka, tapi makannya banyak juga. kalau masalah es krim sih, sapa juga yang nolak. segalon pun aku mau, apalagi kalau strawberry..........

20 September 2008
Nah ini akan ku ceritakan di lain sesi mengenai pernak-pernik kehidupan Amerika termasuk kebudayaannya. Ada suatu acara yang dinamakan Homecoming. Nah malam sebelum puncak homecoming itu ada parade. Mirip ma karnaval di Indonesia. Sebelum parade, aku dimintai tolong oleh Mrs. Robinson membuat tulisan di selempang yang akan dipakai oleh Jess. karena kami para exchange students, akan ikut juga diarak dalam parade. beliau minta dituliskan "Germany Host Sister", tapi tebak apa yang aku tulis "Germany House Sister". Gosh, benar-benar diketawain orang banyak. Dan Jess tetap ngeyel mau pakai selempang yang salah kaprah tulisannya itu.